Kang Sabarikhlas
Panas terik jadi lelah keliling sebagai agen freelance alias 'blantik omah'… saya berhenti parkir motor suprabapack dibawah pohon sambil nunggu pesanan saya es teh Tarik-ulur diwarung, langsung baca cepat CHD dan dapat ide, mau sablon belakang jaket saya dengan kalimat.."Bantu belikan saya rumah, Anda sukses menuju surga"... atau... "Bantulah saya yang dahaga, Anda Sudah Tahu alam surga"... duh kok ndak enak kalimatnya, lha wong saya goblik, gimana sih buat kalimat trenyuh tidak menakuti orang yang hatinya baik benar benar baik hati... wis...mboh kah, semoga nanti bisa nonton Timnas vs Palestina. anu, main di tv apa?..duh tiket takterbeli.
Suardi Mengikat Hikmah
Banyak yang tak tahu, ditanah kelahiran saya Kampar, Riau yang juga tanah kelahiran "Putri cowwel" terdapat situs sejarah candi Muara Takus. Candi Muara Takus adalah situs candi tertua di Sumatra, merupakan satu-satunya situs peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau yang bersifat Buddhis. Meski dijambi juga terdapat candi Muara Takus, namun para sejarawan banyak yang meyakini bahwa Muara Takus di Kampar sebenarnya jauh lebih tua. Bahkan Budayawan Babe Ridwan Saidi juga membenarkan hal itu. Semoga Guru Besar suatu saat menemukan fakta kebenaran ini. Dimana hingga saat ini masih menjadi kontroversi.
Agus Suryono
TERTARIK DENGAN GAGASAN MEMPERTEMUKAN SUHU BESAR DENGAN AHLI SEJARAH.. "Rasanya jurusan sejarah di berbagai universitas perlu mengundang Suhu Besar. Agar pendapatnya itu diuji di kampus akademis.. ###Saya setuju dengan Abah. Selain untuk menguji "arah berkembangnya" agama Budha, saya juga titip untuk mendiskusikan.. 1. Siapa dan kapan yang membangun Candi Borobudur, untuk menguji kebenaran dari pihak yang mengkaitkan Borobudur dengan Nabi Sulaiman. 2. Untuk mendiskusikan apa sebenarnya fungsi dari situs Gunung Padang..
Johannes Kitono
Ketika CHD menurunkan tulisan Suhu Besar pada hari yang sama Presiden meresmikan Hospital Tzu Ci di PIK, Jakarta. Tentu kebetulan yang pasti tidak direncanakan. Vihara dan Hospital adalah bangunan yang non komersial. Didirikan untuk mendoakan dan mengobati manusia di dunia. Tahun 2018 pernah ikut Meditasi Tapa Brata di Baturiti, Bali. Selama 7 hari dan 6 malam semua peserta tidak boleh bicara, membunuh makhluk hidup , melihat wa dan membaca. Dengan dibimbing Guru Merta Ada, setiap hari hanya Meditasi dan mendengarkan ceramah. Ketika melakukan Meditasi ada 4 unsur yang penting : Konsentrasi, Kesadaran, Cinta kasih dan kebijaksanaan. Apabila keempat unsur itu disatukan terjadilah Pikiran yang Harmonis. Meditasi memang berasal dari agama Budha tetapi para peserta sebelum melakukannya justru diminta berdoa menurut agama masing masing. Jelas, Meditasi Bali Usada yang didirikan oleh Guru Merta Ada di tahun 1993 tidak berlandasan agama. Sudah banyak testimoni bahwa Meditasi bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Termasuk salah seorang Menteri Kabinet Presiden Jokowi yang sembuh dari LUPUS berkat Meditasi.Saat ini Bali Usada, Meditasi Kesehatan telah menjalin kerjasama dengan FK Udayana, Bali. Jadwal Meditasi online dilakukan setiap hari ( 05.00/ Inggris - 09.00/ bahasa - 21.00/bahasa ) via Radio Mixer dan You Tube. Mau tahu berapa biayanya untuk ikut Tapa Brata 1 incl board dan meal. Tahun 2018 cuma Rp.2,7 juta. Kalau bokek boleh minta discount. Dan kalau miskin bisa minta gratis.
Liam Then
Kalau tak salah saya dulu di inisiasi di vihara aliran Theravada. Alasan saya mau diinisiasi sangat sederhana, bukan karena panggilan religius, tapi karena saya ingin mendapat bimbingan langsung dalam hal teknik meditasi agama Buddha. Karena dari kecil sudah terbiasa di ajak orang tua, ke kelenteng Khong Hu Cu, yang juga ada altar untuk memuja Buddha di sana. Saya anggap sama saja, ibaratnya waktu itu. Saya anggap kucing hitam-putih sama saja, bisa tangkap tikus. Padahal kalo jujur, saya kesengsemnya sama aliran Buddha Tibet, yang biksu kepalanya disana dipanggil "Lama". Gara-garanya dulu, waktu jalan-jalan ke toko buku, sewaktu masih jadi TKI. Ketemu buku berjudul "Eight Path to Enlightenment" karangan Surya Das, Lama bule yahudi, yang belajar langsung ke Nepal, tempat berkumpulnya para Lama asli aliran Buddha Tibet. Orang barat kayaknya lebih suka menyebut "Tibetan Buddhism" ketimbang menyebut alirannya. Ironis memang, saya dikenalkan lebih mendalam ke agama Buddha , malah oleh buku karangan orang Bule. Saya sudah lupa apakah buku itu ada mengulas tentang Mahayana, Hinayana, Tantrayana, atau Theravada. Saya lebih kesengsem tenggelam dalam lika liku cerita dan gaya menulis Surya Das, dalam buku tersebut. Ia berhasil menyarikan ajaran spiritualitas kuno yang njelimet, kedalam bahasa sederhana, untuk para "seeker" pemula, di dunia barat sana. Sederhananya buku ini mampu menerangkan kesesuaian agama Buddha dengan modernitas orang Barat.
imau compo
Jadi ingat safari di Jambi. Meskipun acara bisnis, kami berkeinginan juga mengunjungi Candi Muaro Jambi. Sayang, karena lokasinya di seberang sungai, kami tidak bisa mencapainya. Yg saya ingat, di dalam sungai penuh dengan tongkang batubara sementara di bibir sungai juga penuh dgn gundukan batubara. Ada kekhawatiran saya, waktu itu, batu bara ini melindas candi ini setelah jalan-jalan di Jambi rusak parah utk mengalirkan batu bara ke user. Menyambung keinginan Pak Agus, menghubungkan Suhu Besar dan akademisi, sebaiknya pernyataan Suhu ini diverifikasi terlebih dahulu, apakah dogma/doktrin atau bukan? Hal ini disamping untuk kemulusan kerjasama dan menghindari gesekan juga utk feasibility penelitian. Situs-situs Muara Takus dan Muaro Jambi memperlihatkan kita punya corpus penelitian yg kaya utk mendidik arkeolog-arkeolog yg hebat. Seharusnya, arkeolog-arkeolog kita menjadi profesor penting di Belanda bukan sebaliknya mahasiswa-mahasiswa kita menghapal teks-teks buku karangan akademisi Belanda (kecurigaan saya).
imau compo
Jadi ingat safari di Jambi. Meskipun acara bisnis, kami berkeinginan juga mengunjungi Candi Muaro Jambi. Sayang, karena lokasinya di seberang sungai, kami tidak bisa mencapainya. Yg saya ingat, di dalam sungai penuh dengan tongkang batubara sementara di bibir sungai juga penuh dgn gundukan batubara. Ada kekhawatiran saya, waktu itu, batu bara ini melindas candi ini setelah jalan-jalan di Jambi rusak parah utk mengalirkan batu bara ke user. Menyambung keinginan Pak Agus, menghubungkan Suhu Besar dan akademisi, sebaiknya pernyataan Suhu ini diverifikasi terlebih dahulu, apakah dogma/doktrin atau bukan? Hal ini disamping untuk kemulusan kerjasama dan menghindari gesekan juga utk feasibility penelitian. Situs-situs Muara Takus dan Muaro Jambi memperlihatkan kita punya corpus penelitian yg kaya utk mendidik arkeolog-arkeolog yg hebat. Seharusnya, arkeolog-arkeolog kita menjadi profesor penting di Belanda bukan sebaliknya mahasiswa-mahasiswa kita menghapal teks-teks buku karangan akademisi Belanda (kecurigaan saya).
imau compo