Ditegaskannya, posisi AI terhadap manusia bukan mengalahkan, tetapi mengganti. Secara filosofis ia pun sepakat, bahwa manusia sebagai ciptakan Tuhan paling sempurna tidak akan dikalahkan oleh teknologi yang diciptakannya.
Akak tetapi dalam praktikal kehidupan, menurut dosen Magister Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu, teknologi AI dengan segala jenis kecerdasan yang disuntikkan padanya telah mampu menggantikan peran manusia di banyak bidang.
Maka jangan terlalu terhibur dengan pandangan filosofis itu. Karena, bila Anda malas pasti akan tergerus oleh apa pun itu, apalagi AI yang makin pintar. Jadilah pencipta dan pengendali teknologi, bukan sekadar pengguna atau pengagum.
Maka dari itu pula, menanyakan cita-cita anak di zaman digital terasa usang karena esok hari setiap anak dituntut mampu menciptakan sesuatu, bukan menjadi apa.