Berikut Pengertian Ogoh-Ogoh Nyepi, Sejarah dan Tradisinya - Umat Hindu Bali tengah merayakan hari raya nyepi yang jatuh hari ini, Rabu 22 Maret 2023.
Biasanya menjelang Nyepi, ada tradisi Ogoh-ogoh oleh umat Hindu Bali. Lalu apa itu Ogoh-ogoh? Simak artikel berikut!
Kata Ogoh-ogoh diambil dari sebutan ogah–ogah dari bahasa Bali yang artinya sesuatu yang digoyangkan.
Ogoh-ogoh adalah patung besar yang dibuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar seperti bambu dan kertas.
Setiap tahun, para pengrajin dan komunitas di Bali bersiap-siap untuk membuat ogoh-ogoh yang indah dan menakjubkan untuk dipamerkan pada malam sebelum Hari Raya Nyepi.
BACA JUGA: Ratusan Umat Hindu Bekasi Laksanakan Pengerupukan dan Arak Ogoh-Ogoh Jelang Hari Raya Nyepi
BACA JUGA:Jasa Marga Prediksi 899 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Periode Libur Hari Raya Nyepi 2023
Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.
Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan; biasanya dalam wujud Rakshasa.
Selain wujud Rakshasa, Ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti: naga, gajah, Widyadari, bahkan Dalam perkembangannya, ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat.
BACA JUGA: Tanggal Merah Maret 2023, Esok dan Lusa, Hari Raya Nyepi dan Cuti Bersama
Sejarah Ogoh-ogoh:
Ogoh-ogoh Nyepi memiliki sejarah yang panjang dan berasal dari kepercayaan agama Hindu yang dianut oleh masyarakat Bali.
Menurut kepercayaan Hindu, ogoh-ogoh awalnya dibuat sebagai representasi dari roh jahat yang dikenal sebagai Bhuta Kala yang diyakini berkeliaran di sekitar masyarakat pada malam sebelum Hari Raya Nyepi.