News . 13/12/2022, 16:45 WIB
Pada bulan Maret 2022 yang lalu, Israel mendeteksi kasus polio pertamanya sejak 1989 pada seorang anak laki-laki dari Yerusalem, dan pada bulan Juni yang lalu, otoritas kesehatan di Inggris mendeteksi virus polio dalam beberapa sampel air limbah yang diambil di timur laut London.
Kemudian pada bulan Juli 2022, Departemen Kesehatan Negara Bagian New York melaporkan kasus polio pada seorang pemuda yang belum divaksinasi.
Kasus ini merupakan kasus polio pertama yang tercatat di Amerika Serikat dalam kurun waktu lebih dari satu dekade.
Bagaimana kasus polio di Indonesia?
Menurut Prof. Maksum, Indonesia telah mengalami perjalanan panjang dalam menangani wabah virus polio ini.
Dengan adanya resolusi WHO dan program The Global Polio Eradication Initiative pada tahun 1988, Indonesia telah melaksanakan program imunisasi nasional polio selama 3 tahun berturut-turut pada tahun 1995, 1996 dan 1997, serta telah berhasil memberantas virus polio di Indonesia sejak tahun 1996.
Namun pada 13 Maret 2005 ditemukan kasus polio pertama di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sehingga dalam kurun waktu 2005 sampai awal 2006, kasus polio tersebut berkembang menjadi KLB yang menyerang 305 orang, dan tersebar di 47 kabupaten/ kota di 10 provinsi di Indonesia.
“Kasus wabah polio lainnya di Indonesia adalah ditemukannya 46 kasus Vaccine Derived Poliovirus (VDPV), yaitu kasus polio yang disebabkan oleh virus dari vaksin. Kasus ini terjadi apabila cakupan vaksinasinya rendah.
Kasus polio ini ditemukan di Pulau Madura dan di Probolinggo, Jawa Timur. Disamping itu, kasus polio pernah terjadi secara sporadis, dimana Kemenkes juga pernah melaporkan kepada WHO, tentang ditemukannya satu kasus polio di Kabupaten Yakuhimo, Papua pada tanggal 27 November 2018 yang lalu.
Oleh sebab itu munculnya kembali kasus polio ini di suatu daerah tertentu perlu terus diwaspadai, terutama jika cakupan vaksinasi nya rendah. Setiap negara tetap berisiko mengalami munculnya kembali virus polio sampai virus tersebut benar-benar dapat dieradikasi di seluruh dunia”, papar Prof. Maksum.
Patogenesis dan cara penularan virus polio
Prof. Maksum menjelaskan bahwa masa inkubasi virus polio biasanya sekitar 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.
Umumnya sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau gejala ringan. Pada kondisi tertentu orang yang terinfeksi mengalami demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.
Gejala klinis polio terdiri dari (1). polio non-paralisis ditandai oleh mual muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher dan punggung terasa kaku; (2). polio paralisis menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh; (3). sindrom pasca-polio menyebabkan sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.
“Polio atau poliomyelitis ini merupakan penyakit yang melumpuhkan dan mengancam jiwa. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak mengalami gejala, dan sekitar 25% orang yang terinfeksi akan mengalami gejala seperti flu.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com