MALAYSIA, FIN.CO.ID - Upaya membangun koalisi untuk dapat suara mayoritas terus dilakukan sejumlah pemimpin parta politik di Malaysia.
Pasalnya, Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmah Shah memberikan tambahan waktu untuk membangun koalisi menentukan posisi pedana menteri.
Sebelumnya, raja menetapkan batas waktu, Senin, 21 November 2022, pukul 14.00 waktu setempat.
BACA JUGA: Duh, Anggota DPRD Pandeglang yang Terhormat Gerayangi Gadis Pedagang Kue Berusia 18 Tahun
Anwar Ibrahim selaku pimpinan Pakatan Harapan (PH) yang membangun koalisi koalisi reformis multi-etnis bersama aliansi Islamis pro-Melayu, belum mendapatkan suara mayoritas.
Kondisi serupa juga dialami Perikatan Nasional (PN) pimpinan Muhyiddin Yassin pada Pemilu ke-15, Sabtu, 19 November 2022.
Koalisi petahana Barisan Nasional (BN), belum memutuskan akan merapat ke Anwar atau ke Muhyiddin.
Tak lama setelah istana mengeluarkan pernyataan itu, aliansi PN mengaku telah menyerahkan deklarasi tersumpah kepada raja lebih dari 112 anggota parlemen untuk mendukung Muhyiddin sebagai PM.
BACA JUGA: Sindikat Prostitusi Brazil Jual Wanita ke Luar Negeri Sebanyak 2 Kali Dalam Sebulan
Pada pemilu lalu, PN memenangkan 73 kursi dari 220 kursi parlemen.
Jumlah tersebut sedikit di bawah PH yang mendapat 82 kursi.
Dalam koalisi PN ada Parti Islam Se-Malaysia (PAS).
Kemenangan PAS dapat merusak kepercayaan investor karena partai tersebut sebelumnya telah menyerukan penerapan hukum syariah garis keras di negara ini.
BACA JUGA: Nama Calon Panglima TNI Sudah Diterima DPR RI, Meutya: Dari Kepala Staf...
Sementara itu, Anwar Ibrahim gencar melakukan lobi-lobi dengan sejumlah partai koalisi.