JAKARTA, FIN.CO.ID- Penulis buku asal Turki dengan nama pena, Harun Yahya- Adnan Oktar, divonis penjara 8.658 tahun dalam persidangan ulang pada Kamis 17 November 2022.
Harun Yahya dihukum terkait beberapa kasus kiriminal yang dilakukan. Pria berusia 66 tahun ini ditangkap pada 2018 lalu bersama dengan ratusan pengikutnya setelah polisi melakukan penggerebekan vilanya.
Otoritas Turki mengungkapkan bahwa Harun Yahya menjalankan jaringan kriminal dengan kedok sekte Islam heterodoks yang melakukan kampanye antievolusi internasional melalui berbagai penerbit dan outlet media.
Pada Januari 2021, Harun Yahya atau Adnan Oktar dihukum atas 10 dakwaan terpisah. Yakni memimpin geng kriminal, terlibat dalam spionase politik dan militer, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, pemerkosaan, pemerasan, dan menyebabkan siksaan.
Tuduhan itu juga termasuk membantu jaringan yang dipimpin oleh cendekiawan Muslim yang berbasis di AS, Fethullah Gulen, yang dituduh Turki mendalangi upaya kudeta yang gagal pada 2016.
BACA JUGA: Rusia Resmi Resesi Akibat Perang dan Sanksi Barat!
BACA JUGA:Polandia Akui Rudal Ukraina Hantam Wilayahnya, NATO Tetap Salahkan Rusia
Dia dijatuhi hukuman 1.075 tahun penjara pada saat itu, tetapi pengadilan tinggi membatalkan keputusan itu.
Selama persidangan ulang Kamis kemarin, Pengadilan Kriminal Tinggi Istanbul juga menghukum 10 tersangka lainnya masing-masing 8.658 tahun penjara. Demikian laporan kantor berita Anadolu.
Menurut Harian Turki Sabah, hukuman tersebut tidak melebihi rekor hukuman sebelumnya yang pernah dikeluarkan oleh pengadilan – yaitu 9.803 tahun dan enam bulan penjara. Tetapi ini masih menjadi salah satu yang terlama di negara ini dan di dunia.
Adnan Oktar dikenal dengan nama pena Harun Yahya. Dia mulai dikenal dunia dengan bukunya yang membantah buku Teori Evolusi Dawin.
Harun Yahya lahir pada 2 Februari 1956. Nama pena Harun Yahya diambil dari nama nabi Harun dan Yahya. Dia merupakan seorang pemimpin kultus seks dan kreasionis.
BACA JUGA: Emmanuel Macron: G20 Bali Secara Eksplisit Mengutuk Perang Rusia-Ukraina
BACA JUGA:Kekhawatiran Sekjen PBB Guterres atas Jatuhnya Rudal di Polandia, Hindari Eskalasi Perang di Ukraina
Ia merupakan penentang teori evolusi, Darwinisme dianggapnya sebagai sumber terorisme.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq