Regional

Buntut Bentrokan Antar Warga, 1 Peleton Brimob Dikerahkan ke Maluku Tenggara

fin.co.id - 14/11/2022, 19:08 WIB

Ilustrasi Brimob.

AMBON, FIN.CO.ID - Buntut bentrokan di Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara, Polda Maluku tambah satu satuan setingkat peleton (SST) Brimob.

Kapolda Maluku Irjen Pol. Lotharia Latif, mengatakan sebanyak SST Brimob telah berangkat ke Maluku Tenggara ntuk penebalan personil paska kerusuhan.

“Cukup lah kita sudah berulang kali konflik di sana, dan di sana personil sudah kita perkuat, hari ini pun saya sudah berangkatkan lagi satu SST lagi dari Brimob Ambon, kemudian nanti kita akan melakukan pergeseran dari Pulau Aru dan di Dobo,” katanya, Senin, 14 November 2022.

Kapolda mengaku, sejauh ini perkembangan di sana sudah berlangsung kondusif dan aman, polisi tetap terus berjaga-jaga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi.

BACA JUGA: Masjid Terbakar saat Bentrok di Maluku Tenggara, Ketua MUI Bilang Begini

“Tapi saya harapkan kondisi kondusif itu permanen, jangan lagi ada konflik-konflik lagi,” ujarnya.

Kapolda juga l mendorong kepada masyarakat apabila ada persoalan yang sulit diselesaikan, agar segera menyalurkannya lewat tokoh adat, pemerintah desa, pemerintah kecamatan, bahkan kabupaten.

“Jangan masing-masing kemudian melakukan kegiatan berdasarkan sektoral masing-masing,” pinta Kapolda.

Ia mengatakan, saat ini upaya mediasi juga sedang berjalan, bupati Malra sudah hadir di sana, dan Kapolda berharap, ada rekonsiliasi sesuai dengan Undang-undang penanganan konflik sosial, mulai dari tahapan pencegahan, penghentian, sampai nanti kemudian pemulihan pasca konflik.

BACA JUGA: Sesalkan Bentrok Warga Maluku Tenggara, Kapolda Maluku: Konflik Tak Kunjung Usai, Lain di Mulut Lain Kenyataan

“Mudah-mudahan ada rekonsiliasi, kita melihat generasi muda di sana kasihan. Sementara mereka di sana bersaudara, saling satu sekolah, tapi pada akhirnya ribut seperti ini. Cukuplah saya kira,” harap Kapolda.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol. M. Roem Ohoirat menambahkan jumlah personil yang ada saat ini di lokasi konflik Malra sudah ada 6 SST dipimpin oleh kapolres Malra, dan Dandim.

“Dan Bapak Kapolda juga telah memerintahkan tiga pejabat utama Polda Maluku di antaranya, Dansat Brimob, Dirkrimum, dan Direktur Intel untuk berada di lapangan memimpin langsung pengamanan di lapangan,” katanya.

Diberitakan, Sabtu, 12 November 2022 pagi terjadi konflik antar warga Bombay dan Elath akibat adanya upaya yang dilakukan oleh warga masyarakat Desa Bombay memasang sasi atau larangan adat di perbatasan dengan Desa Elath dengan mengklaim tanah tersebut milik mereka.

BACA JUGA: Kondisi Terkini Maluku Tenggara Usai Bentrokan Massa yang Akibatkan Puluhan Orang Luka-Luka

Admin
Penulis
-->