Nasional . 07/11/2022, 14:01 WIB

Megawati: Jika Dunia 'Mabuk' Bisa Memicu Perang, Mau ke Mana Sih Kapal Kita Ini?

Penulis : Admin
Editor : Admin

Megawati menceritakan soal sejarah berikutnya yang mencatat bagaimana KAA dan Gerakan Non-Blok menjadi satu napas perjuangan umat manusia bagi tata dunia baru, yakni mengedepankan penghormatan terhadap kemerdekaan, kesetaraan antarbangsa, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan bagi perdamaian dunia.

"Karena itulah tidak berlebihan sekiranya saya mengatakan bahwa Konferensi Asia-Afrika telah menjadi dasar dan ruh bagi terbangunnya solidaritas antarbangsa; dan Gerakan Non-Blok menjadi wadah, menjadi gerakan pembebasan bangsa-bangsa dari himpitan perang dunia dan penjajahan yang masih berjalan pada waktu itu," jelasnya.

Dia menambahkan Gerakan Non-Blok juga telah mengubah gambaran sistem internasional di mana perubahan fundamental terjadi ketika gerakan tersebut menyatukan bangsa-bangsa berhaluan progresif.

BACA JUGA: IPW Bongkar 'Nyanyian' Ismail Bolong, Seret Kabareskrim hingga Brigjen Hendra Kurniawan

Selanjutnya, Megawati mengatakan pandangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika, baik Blok Barat maupun Blok Timur, mengandung benih-benih kolonialisme dan imperialisme, yang paling ditentang dalam KAA.

"Setelah Konferensi Asia Afrika, kalau kita tahu dan lihat dari dokumentasi yang ada, maka begitu banyak negara-negara di Asia-Afrika yang segera bisa merdeka," imbuhnya.

Oleh karena itu, perjuangan untuk terus mengawal kembali Gerakan Non-Blok ini menjadi pekerjaan rumah di kemudian hari.

"Karena itulah, Gerakan Non Blok benar-benar menjadi motor perubahan wajah dunia dari bipolar menjadi multipolar," kata Megawati.

BACA JUGA: Link Kebaya Merah Full 16 Menit Via Mediafire Ramai Dicari

Dia juga menilai kesetaraan antarnegara belum terwujud di PBB, seperti soal iuran negara ke PBB yang pernah Megawati tanyakan langsung kepada sekretaris jenderal PBB. Jawaban yang didapat, menurut Megawati, negara besar praktis memberikan bantuan lebih besar, sehingga tentu wewenang negara besar seakan-akan lebih besar.

"Jadi, negara besar praktis itu yang memberikan bantuan yang lebih besar. Nah, yang lain tentu seperti apa jadinya, seperti tidak ada kesamaan, tidak ada kesetaraan," katanya.

Soekarno, kata Megawati, juga menegaskan bahwa masa depan dunia tidak boleh ditentukan oleh negara yang memiliki hak veto di PBB. Setiap bangsa seharusnya mendapat kehormatan yang sama.

"Berbagai perubahan fundamental atas lembaga dunia PBB tersebut sangat diperlukan karena Perserikatan Bangsa-Bangsa dinilai sudah tidak mampu meredam konflik. Padahal kan sebenarnya kalau bisa yang memutuskan itu, PBB," katanya.

BACA JUGA: Tertangkapnya Pemeran Video Kebaya Merah Viral 16 Menit, Tato Mahkota Si Pria Hidung Belang Jadi Petunjuk

Megawati juga mengaku pernah berdialog dengan Presiden ke-43 Amerika Serikat George W. Bush, yang saat itu mengatakan akan menyerang Irak dengan cara kilat. Dia merespons bahwa AS seharusnya mendapatkan izin dari PBB dan mempertanyakan maksud serangan kilat oleh AS ke Irak.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com