News . 04/11/2022, 08:20 WIB
BACA JUGA: Akhirnya Polda Bali Ungkap Sosok 'Aktris' Wanita Kebaya Merah
Hal ini sebagai sarana untuk memadukan pakaian kemben perempuan yang sudah ada, yaitu kain pembebat dan penutup dada perempuan bangsawan menjadi lebih sopan dan dapat diterima.
Sebelum adanya pengaruh Islam, masyarakat Jawa pada abad ke-9 telah mengenal beberapa istilah untuk mendeskripsikan jenis pakaian, seperti kulambi (bahasa Jawa: klambi, baju), sarwul (bahasa Jawa: sruwal, celana), dan ken (kain atau kain panjang yang dililit di pinggang).
Lalu sekitar tahun 1500-1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah pakaian yang dikenakan keluarga kerajaan Jawa saja.
Kebaya juga menjadi pakaian yang dikenakan keluarga Kesultanan Cirebon, Kesultanan Mataram dan penerusnya Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
BACA JUGA: Terungkap! Wanita Kebaya Merah Berusia 24 Tahun dan Masih Jomblo
Selama masa kendali Belanda di pulau itu, wanita-wanita Eropa mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi.
Selama masa ini, kebaya diubah dari hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan sulaman warna-warni.
Ada sebuah pakaian mirip kebaya, ini disebut "nyonya kebaya" dan awalnya pakaian ini diciptakan oleh orang-orang Peranakan dari Melaka.
Mereka mengenakannya dengan sarung dan sepatu cantik bermanik-manik yang disebut "kasut manek".
BACA JUGA: Terungkap! Wanita Kebaya Merah Berusia 24 Tahun dan Masih Jomblo
Kini, nyonya kebaya sedang mengalami pembaharuan, dan juga terkenal di antara wanita non-Asia.
Variasi kebaya yang lain juga digunakan keturunan Tionghoa Indonesia di Cirebon, Pekalongan, Semarang, Lasem, Tuban, dan Surabaya.
Kebaya Goes to UNESCO
Deputi V bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pertahanan, dan Hak Asasi Manusia, Kantor Staf Presiden Republik Indonesia Jaleswari Pramodharwardani mengapresiasi antusiasme komunitas dalam mendukung kampanye Kebaya Goes to UNESCO.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com