Internasional . 28/10/2022, 13:06 WIB
Alasan ini, membuat para petinggi Twitter marah dengan Elon Musk, sehingga melayangkan gugatan kepada bos Tesla di Pengadila Delawere, Amerika Serikat.
Perselisihan panas tersebut berlangsung panjang sampai akhirnya pada awal Oktober kemarin Musk sepakat untuk menghidupkan rencana pengambilalihan perusahaan, dengan syarat bahwa proses hukum dihentikan sementara.
Meski sejumlah analis menilai langkah akuisisi akan berdampak langsung terhadap operasional Twitter, lantaran cara pandang Elon Musk selama ini selalu bertentangan dengan visi media sosial ini.
Namun Elon Musk tak mau mundur, ia pun menyatakan bahwa akan tetap memastikan pelonggaran kebijakan sehingga Twitter bisa jadi jejaring media sosial yang mendukung kebebasan bicara.
BACA JUGA: Digugat gegara Batal Beli Twiiter, Elon Musk Gugat Balik
BACA JUGA:Proyek Kontroversial Elon Musk Tanam Chip ke Otak Manusia Berlanjut
Elon Musk juga mengungkap rencana untuk memulihkan beberapa akun profil tinggi yang sempat di-ban karena melanggar aturan.
“Alasan saya mengakuisisi Twitter adalah karena penting bagi masa depan peradaban untuk memiliki alun-alun kota digital yang sama, di mana berbagai keyakinan dapat diperdebatkan secara sehat, tanpa menggunakan kekerasan,” jelas Musk.
Usai resmi melakukan akuisisi, Musk memecat CEO Twitter Paraq Agrawal, CFO Ned Segal dan Viajaya Gadde, kepala kebijakan perusahaan. Tak tanggung-tanggung, Bos Tesla pun memasukan, penasihat umum Twitter, Sean Edgett sebagai daftar yang dipecat.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com