Indonesia Dorong Inisiatif Global Kuatkan Rantai Pasok Minyak Nabati Berkelanjutan

fin.co.id - 28/10/2022, 18:15 WIB

Indonesia Dorong Inisiatif Global Kuatkan Rantai Pasok Minyak Nabati Berkelanjutan

Musdhalifah Machmud dalam Media Briefing, Foto: Biro Klip Kemenko Perkonomia, ekon.go.id

JAKARTA, FIN.CO.ID - Dukungan sinergi dan inisiatif negara-negara produsen dan eksportir minyak nabati merupakan hal yang penting di tengah tantangan global di sektor energi yang tengah terjadi.

Dukungan tersebut diperlukan untuk meminimalisir potensi lonjakan harga dan krisis pangan berkepanjangan.

Dalam momentum Presidensi G20 Indonesia tahun ini, sebagai negara eksportir Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia, Indonesia juga terlibat aktif untuk mendorong inisiatif global untuk menguatkan rantai pasok minyak nabati yang berkelanjutan.

Untuk itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) akan menyelenggarakan G20 Sustainable Vegetable Oils Conference (SVOC) pada tanggal 3 November 2022 di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali.

BACA JUGA: Presidensi G20 Indonesia Hasilkan US$ 1.4 Miliar Dana Cadangan untuk Antisipasi Pandemi Berikutnya

Penyelenggaraan konferensi internasional tersebut bertujuan untuk merumuskan strategi dan kebijakan dalam menghadapi tantangan global dalam pengelolaan minyak nabati (vegetable oil) untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi.

“Dalam tingkat teknis, G20 SVOC juga bertujuan untuk merumuskan rencana aksi masing-masing stakeholder dalam rangka peningkatan produktivitas, jaminan pemenuhan kebutuhan global, dan penguatan rantai pasok minyak nabati," ungkap Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud.

"G20 SVOC menjadi momen penting untuk merumuskan acuan bagi komunikasi dan kerjasama dalam skala yang lebih luas dengan melibatkan multi stakeholder minyak nabati,” katanya dalam media briefing G20 SVOC, Jumat (28/10), di Media Center Kemenko Perekonomian.

Sebagai informasi, G20 SVOC akan diselenggarakan secara hybrid dan memfokuskan pembahasan pada 3 (tiga) topik utama, yaitu vegetable oils in the age of uncertainty, navigating vegetable oils dynamics, dan enhancing sustainable supply chain dynamics.

BACA JUGA: Setelah Presidensi G20, Tahun Depan Indonesia Jadi Ketua ASEAN

G20 SVOC yang akan digelar secara hybrid akan dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Vice Minister of Agriculture and Rural Affairs People’s Republic of China Ma Youxiang, Minister of Agriculture of Russia Dimitry Patrusev.

Turut hadir EU Ambassador to Indonesia and Brunei Darussalam Vincent Piket, Union Minister of State for Agriculture and Farmers’ Welfare of India Shobha Karandlaje, dan Minister of Agrarian Policy and Food of Ukraine Mykola Solskyi, serta para pembicara lainnya dari sektor publik dan industri dari berbagai negara.

Lebih lanjut dalam kesempatan tersebut Deputi Musdhalifah menegaskan bahwa G20 SVOC menjadi sarana kontribusi bagi Indonesia untuk mendorong pengembangan minyak nabati secara berkelanjutan baik di tingkat domestik maupun di tingkat global.

Momentum tersebut juga menjadi aktualisasi peran Indonesia sebagai Presidensi G20 Tahun 2022 untuk mendorong peran aktif negara-negara G20 dalam penyelesaian tantangan pengembangan minyak nabati dunia.

BACA JUGA: Menuju KTT G20, Leaders’ Declaration Jadi Komitmen para Pemimpin

Admin
Penulis