Masa Depan Pengembangan Transportasi Modern Terintegrasi Jakarta Ada di Tangan Anak Usia Didik

fin.co.id - 18/10/2022, 16:39 WIB

Masa Depan Pengembangan Transportasi Modern Terintegrasi Jakarta Ada di Tangan Anak Usia Didik

Anak usia didik diedukasi pembangunan transportasi modern terintegrasi. (ist)

"Seperti LRT dan tahun depan (2023) dengan multimoda yakni MRT, TransJakarta, Commuter Line, secara umum Jaklingko,” kata Salman. 

Selain itu, kata Salman, edu wisata ini juga memberikan pengalaman terbaik kepada siswa didik untuk merasakan moda transportasi LRT Jakarta.

Di samping itu, kegiatan tersebut juga menjaga pembangunan yang pro pada lingkungan.

BACA JUGA: Presiden FIFA Bertemu Empat Mata dengan Jokowi, Siap Tinggal dan Bantu Sepak Bola Tanah Air

"Kita juga ingin mengubah paradigma generasi masa depan bangsa kita agar bagaimana terlibat aktif dengan ide dan kreativitas yang mereka miliki," kata dia.

Sehingga kehadiran pemerintah, tambah Salman, berfungsi sebagai fasilitator dalam menyalurkan kreativitas dan ide anak muda saat ini.

Salman mengatakan, apa yang dilakukannya bersama stakeholder terkait di Jakarta juga menjadi komitmen secara berkelanjutan dari pemerintahan DKI di bawah kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan.

Pada 2021, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinobatkan sebagai salah satu pahlawan transportasi dunia oleh Internasional Transformative Urban Mobility Initiative (TUMi). 

BACA JUGA: KPK Bentuk Tim Kesehatan Bantu Pulihkan Gubernur Papua Lukas Enembe

Anies berada di urutan ke-17 dari 21 pahlawan yang dinobatkan, yang salah satunya terdapat nama pendiri SpaceX yang juga CEO dari Tesla, Elon Musk di peringkat keenam.

Salman menuturkan, kegiatan edu wisata ini merupakan kegiatan anjangsana ke industri perkeretaapian modern LRT Jakarta, peserta dapat langsung merasakan experience menggunakan sarana transportasi dan menjajal langsung simulator yang didampingi oleh certified coach.

Di Jakarta, terdapat sekitar kurang lebih 2 jutaan pelajar dengan rincian PAUD  137.039 orang, SD 893.816 orang, SMP 421.376 orang dan SMA/SMK 406.376 orang. 

Sehingga jika dilihat dari kepesertaan ini hanya rata rata dikisaran 0,25 persen dari total pelajar.

BACA JUGA: Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan Bertambah, Terjadi Penurunan Kesadaran dan Kondisi

“Juga kami mengajak dan melibatkan lembaga kebudayaan Betawi. Kenapa kami mengajak mereka? tentu dengan satu paradigma bahwa pembangunan yang berkelanjutan atau suistainable juga perlu didorong dengan pendekatan kebudayaan, tidak semata-mata ekonomi dan infrastruktur,” tutur Salman.

Admin
Penulis