Nasional . 15/10/2022, 06:43 WIB

AHY Serukan Pertemuan G20 Jadi Ruang Dialog Antar Pemimpin Negara; Kita Ingin Perdamaian dan Kestabilan

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA, FIN.CO.ID- Direktur Eksekutif lembaga kajian (think tank) The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berharap pertemuan puncak G20 di Bali pertengahan November nanti bisa menjadi ajang dialog yang substantif bagi para pemimpin negara yang hadir.

"Indonesia dan para anggota G20 lainnya harus mengirimkan pesan yang lebih jernih dan lantang pada dunia bahwa kita menginginkan perdamaian dan stabilitas. Karena itu kita harus bersatu," kata AHY, dikutip Sabtu 15 Oktober 2022.

Hal itu ia sampaikan dalam sambutan penutup Roundtable Discussion bertema 'Geo Politik & Keamanan Internasional, Ekonomi Global, dan Krisis Perubahan Iklim' di Jakarta pada 13 Oktober lalu. 

BACA JUGA: Ancaman Resesi Global, AHY: Rakyat Kecil Paling Terdampak, Butuh Perubahan dan Perbaikan

BACA JUGA:Di Hadapan AHY, Demokrat DKI Siap Sabet 3 Kemenangan, Rekrutmen Bacaleg Capai 77,35 Persen

Forum ini diselenggarakan bersama oleh TYI Indonesia dan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).

Forum diskusi yang dihadiri 19 pembicara dari kedua negara, dengan berbagai latar belakang, menyimpulkan bahwa ada tiga masalah utama yang sekarang dihadapi dunia, dan juga berdampak pada kawasan Asia Tenggara.

Pertama, kata AHY, adalah ketidakpastian stabilitas keamanan global.

"Pasca pandemi Covid-19, saat dunia sedang membutuhkan spirit persatuan dan kebersamaan untuk bangkit kembali, perang Rusia - Ukraina justru memperburuk kondisi dunia," tegas AHY, "

"Dividen perdamaian selama 30 tahun pasca perang dingin tampaknya sudah berlalu," sambungnya. 

BACA JUGA: AHY Sebut Demokrat Masih Ogah Berkoalisi, Ini Alasannya

BACA JUGA:Di Hadapan AHY, Demokrat DKI Siap Sabet 3 Kemenangan, Rekrutmen Bacaleg Capai 77,35 Persen

Merujuk pada pengalamannya sebagai perwira operasi pada Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Libanon (UNIFIL), AHY mengingatkan, jika ketegangan antar kekuatan tidak dimitigasi dengan baik, miskalkulasi, kesalahan taktikal di lapangan berpotensi mendorong erratic leaders mengambil langkah-langkah spekulatif yang destruktif. 

"Jangan anggap remeh ancaman penggunaan nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya," ujarnya. 

Kedua, tekanan ekonomi dan ancaman resesi global. AHY mengingatkan, bahwa jika keamanan global masih belum membaik, lalu berdampak serius pada pasokan gas alam ke negara-negara Eropa, maka ancaman resesi dan krisis energi global akan membayangi ekonomi dunia. 

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com