BACA JUGA: Kanjuruhan Mangindaan
"Tiap berangkat ke stadion dia selalu berpamitan, salim sama ibunya, pamit bilang saya berangkat nonton Arema," tambahnya dilansir WEAREMANIA.
Abdu Syakur juga menjabarkan bahwa Syahrulloh merupakan Aremania sejak masih anak-anak dan selalu hadir nonton Arema FC langsung.
"Bukan cuma di mata keluarga, di mata teman-temannya dia (Syahrul) adalah Aremania," ucap Syakur.
"Sejak dia kelas 3 (Madrasah) Tsanawiyah, dia tiap ada Arema di Kanjuruhan selalu hadir," sambungnya.
BACA JUGA: Kemenangan Timnas Indonesia 14-0 Atas Guam Dipersembahkan untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Menurut info dari teman korban, Syakur tahu jika Syahrulloh ditemukan meninggal di tribune Stadion Kanjuruhan.
Menurut Abdus Syakur, penyebab meninggalnya mendiang sang sepupu karena sesak napas imbas gas air mata.
"Tidak ada luka sama sekali di tubuhnya. Menurut keterangan temannya, dia tidak turun ke lapangan, memang ketemunya tergeletak di tribune," ujar Syakur.
Bahkan Abdus Syakur membeberkan kalau mendiang Syahrul itu memiliki riwayat penyakit asma sejak lama.
"Jadi dia sesak napas kena tembakan gas air mata. Kebetulan dia punya riwayat asma," tutur Syakur.
Momen gas air mata di tribune Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.-Screenshot Twitter/@PelatihBaru-
"Teman-temannya bilang mereka tidak bisa keluar dari tribune selatan," tambahnya.
Kendati begitu Abdus Syakur berterima kasih kepada tim Arema FC yang berziarah ke Ponpes Miftahul Ulum Ath-Thohirin, rumah Syahrulloh.