WHO juga mengingatkan setidaknya ada enam kebijakan singkat untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Enam kebijakan itu adalah vaksinasi, melakukan testing dan sequencing, memastikan sistem kesehatan untuk pelayanan Covid-19, mempersiapkan lonjakan kasus, melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian, serta menyampaikan informasi terkait Covid-19 kepada masyarakat.
(BACA JUGA: Luar Biasa, Indonesia Masuk Daftar Lima Negara Terbaik Penanganan Kasus Covid-19 Versi Jhon Hopkins University)
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) menyebut akhir Pandemi COVID-19 sudah di depan mata.
Ini adalah penilaian paling optimistis dari PBB sejak mengumumkan keadaan darurat internasional pada Januari 2020 dan mulai mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi tiga bulan kemudian.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dunia berada di posisi yang sangat baik untuk segera mengakhiri Pandemi COVID-19.
Sejauh ini, ada 606 juta orang di seluruh dunia yang terinfeksi Virus Corona dan 6,5 juta tewas karenanya.
(BACA JUGA: Bawa Timnas Indonesia U-20 Lolos ke Piala Asia U-20 2023, Robi Darwis Bilang Begini)
Tedros juga kembali mendesak negara-negara untuk menjaga kewaspadaan mereka dan menyamakan pandemi dengan perlombaan maraton.
Dia mendesak negara-negara mengevaluasi kebijakan dan memperkuatnya untuk COVID-19 dan virus di masa depan serta mendorong vaksinasi 100% kelompok berisiko tinggi dan tetap melakukan pengujian.
“Sekarang adalah waktunya untuk berlari lebih keras dan memastikan kita melewati batas dan menuai hasil dari semua kerja keras kita. Kita belum sampai di sana. Tetapi akhirnya sudah di depan mata,” kata Tedros saat konferensi pers dikutip dari Reuters, Sabtu (17/9/2022).
Disebutkan, vaksinasi dan terapi penanganan Covid-19 telah membantu membendung kematian dan rawat inap, dan varian Omicron yang muncul akhir tahun lalu menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.
Kematian akibat Covid-19 pekan lalu dilaporkan sebagai level terendah sejak Maret 2020 oleh PBB.
Pertemuan para ahli WHO berikutnya adalah untuk memutuskan apakah pandemi masih merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.