(BACA JUGA: Istri Brigjen Hendra Kurniawan, Seali Syah Sebut Suaminya Korban Skenario Ferdy Sambo)
Mulai dari CCTV rusak hingga konfrensi pers yang dilakukan polisi dengan menyatakan bahwa pelaku membela diri karena diserang duluan.
“Persis, CCTV mati semuanya. Dari konferensi pers polisi isinya bohong semua, terus jaksa mau percaya dengan konferensi pers kasus KM 50," ucap Habib Bahar.
"Sedangkan konferensi pers tentang kasus Brigadir J meninggal itu isinya bohong,” tambahnya.
Rekayasa kasus Brigadir Josua terungkap setelah Bharada E mengakui bahwa dia diperintah oleh Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.
(BACA JUGA: Terkuak! Tersangka Bharada E Ternyata Sudah Bertunangan, Ikut Minta Perlindungan Hukum)
Bharada E juga menyatakan tidak ada tembak-menembak dalam kasus itu, seperti yang disampaikan polisi sebelumnya melalui konfrensi pers.
“Semua terungkap ketika Bharada E mengakui,” tutur Habib Bahar.
Habib Bahar turut menegaskan akan tetap menyuarakan fakta yang menurutnya benar tentang pembunuhan enam laskar FPI.
“Makanya saya bilang kebohongan, kepalsuan, kemunafikan. Dan saya tetap pada prinsip saya, saya akan selalu menyampaikan kebenaran,” beber Habib Bahar.
(BACA JUGA: Beredar Surat Terbuka Orang Tua Tersangka Bharada E ke Jokowi, Akui Putus Asa dan Minta Perlindungan Hukum)
“Saya tidak bersalah karena apa yang saya sampaikan adalah benar adanya, 6 laskar dibantai, disiksa dengan biadab,” pungkasnya.
“Habib Bahar Bin Smith Bahas Brigadir J dan Ferdy Sambo di Persidangan”
— Korban Ceklist Satu (@An_Kiim) August 9, 2022
Benar Bib, banyak kesamaan kasus Brigadir J dan #6SyuhadaFPI , sama² dibantai oleh Polisi, CCTV rusak,kterangan polisi yg berubah-ubah penuh kebohongan! Dan saya yakin di Tragedi KM50 tdk ada tembak mnembak pic.twitter.com/aDz3fKu1Aj