Ekonomi

R&I Rilis Peringkat Utang Indonesia Investment Grade, Gubernur BI: Publik Internasional Percaya Pada RI

fin.co.id - 05/07/2022, 09:57 WIB

Utang Luar Negeri Indonesia

JAKARTA, FIN.CO.ID - Lembaga pemeringkat Rating and Investment, Inc (R&I) mempertahankan sovereign credit rating atau peringkat utang Indonesia pada BBB+ (investment grade) dengan outlook stabil pada 4 Juli 2022.

Keputusan ini mempertimbangkan terjaganya stabilitas eksternal Indonesia yang didukung momentum pemulihan ekonomi yang terus berlanjut dan perbaikan postur fiskal. 

(BACA JUGA: DPR Restui Rencana Rights Issue BTN, Demi Program Sejuta Rumah Untuk Rakyat)

(BACA JUGA:Jasa Marga Divestasi 40 Persen Sahamnya di Tol MBZ, Tujuannya Untuk Optimalisasi Portofolio)

R&I juga melihat kebijakan moneter masih memiliki ruang di tengah inflasi yang meningkat secara gradual dan, perbaikan fiskal didukung kenaikan harga komoditas.

Menanggapi keputusan R&I, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam keterangan resmi dikutip dari ANTARA, Selasa 5 Juli 2022, menyatakan afirmasi peringkat Indonesia menunjukkan pemangku kepentingan internasional tetap memiliki keyakinan yang kuat atas terjaganya stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia.

Terlebih, keputusan tersebut di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi, peningkatan risiko stagflasi seiring kenaikan suku bunga kebijakan secara global di tengah ekonomi yang baru pulih, serta makin luasnya kebijakan proteksionisme oleh berbagai negara.

Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan yang tinggi serta sinergi bauran kebijakan yang kuat antara BI dan pemerintah.

(BACA JUGA: Cek Disini, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak)

(BACA JUGA:Dolar Amerika Anjlok, Harga Emas Hari Ini Naik)

Ke depan, bank sentral akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan stabilitas keuangan, termasuk penyesuaian lebih lanjut sikap kebijakan bila diperlukan, serta terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

R&I memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh kuat pada 2022, dimana pemerintah memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) akan berada pada kisaran 4,8 persen sampai 5,5 persen pada 2022.

Untuk meredam dampak kenaikan harga komoditas global terhadap inflasi, pemerintah telah menaikkan alokasi subsidi dan belanja sosial (shock absorber), yang akan dibiayai melalui peningkatan penerimaan sejalan dengan tingginya harga komoditas.

Pada sisi eksternal, neraca transaksi berjalan mencatatkan surplus pada 2021, yang didukung oleh perbaikan terms of trade seiring kenaikan harga komoditas dan kembali mencatatkan surplus pada triwulan I-2022.

(BACA JUGA: Jadi Trending di Sosial Media, Ini Sejarah Berdirinya ACT Hingga Daftar Petingginya Saat Ini)

Admin
Penulis
-->