"Memang ada kenaikan dari 200 ke 2.000-an kasus saat ini. Tapi puncak gelombang di Indonesia sebelumnya mencapai 60.000-an kasus per hari," kata Budi Gunadi Sadikin usai menerima bantuan mesin refrigerator vaksin dari Pemerintah Jepang di JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu, 27 juni 2022.
Dikatakannya, WHO memberikan standar level 1 situasi pandemi di suatu negara dengan indikator 20 kasus per pekan, per 100.000 penduduk. Jika disesuaikan dengan situasi di Indonesia, maka standar level 1 WHO berkisar 7.800 per hari.
(BACA JUGA:Kasus Covid-19 Naik Terus, Menkes: PPKM Tetap Level 1 )
"Kalau masih di bawah itu (standar WHO), artinya masih di level 1 PPKM. Di Indonesia saat ini, 2.000-an kasus," jelasnya.
Budi mengatakan prediksi puncak gelombang subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 diprediksi terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022. Hal itu didasari atas pengamatan yang terjadi di Afrika Selatan.
"Kalau polanya sama dengan di Afrika Selatan, perkiraan puncak di Indonesia bisa kena di pekan kedua dan ketiga Juli 2022," terangnya.
Budi mengatakan Afrika Selatan merupakan negara asal dari kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang saat ini sedang mengalami pola peningkatan kasus tersebut.
(BACA JUGA: Ngeri, Kasus Covid-19 Tambah 2.069 Orang Hari Ini)
Kenaikan kasus di Afrika Selatan dalam sebulan terakhir, kata Budi, hanya sepertiga dari kenaikan kasus di puncak Omicron BA.1. Hospitalisasi atau pasien yang dirawat di rumah sakit hanya sepertiga dari puncak Omicron.
"Angka kasus kematiannya sekitar 10 persen dari puncaknya Omicron," ujarnya.
Jika Indonesia meniru pola yang terjadi di Afrika Selatan, kata Budi, diperkirakan puncak kasus di Tanah Air mencapai 30 persen dari puncak Omicron, atau setara 17.000 hingga 18.000 pasien dan setelah itu akan turun kembali.
(BACA JUGA:Waspada! Kasus COVID-19 Meningkat di 21 Provinsi, Positivity Rate Jakarta Lampaui Standar WHO)
"Namun dengan jumlah pasien yang masuk rumah sakit dan kematian jauh lebih rendah dari gelombang sebelumnya," katanya.
Budi memastikan reproduction rate nasional masih terkendali sebab berada di bawah 1 persen. Positivity rate nasional masih terkendali di 3,61 persen atau di bawah standar WHO berkisar 5 persen.
Namun masih ada beberapa propinsi di Indonesia seperti DKI Jakarta dan Banten sudah di atas 5 persen, sehingga Budi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak panik menghadapi situasi pandemi saat ini.