Nasional . 08/06/2022, 13:06 WIB

Nyesal Tak Bisa Ngaji, Sonaun: Saya Bersyukur Bisa Berangkat Haji

Penulis : Admin
Editor : Admin

Pulang haji juga akan ada syukuran lagi.

Dia tergabung dengan kloter 1 Embarkasi Solo (SOC 1) yang berangkat 4 Juni, pukul 00.30 WIB. Pesawat Garuda yang mengantarnya mendarat di Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, pada hari yang sama, sekitar pukul 08.58 waktu Arab Saudi (WAS).

Saat ditemui Senin pagi, 6 Juni 2022, Sonaun sedang beristirahat di kamarnya bersama empat jemaah lain dari Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. 

Sonaun sendiri berasal dari Desa Brati, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dia jemaah haji satu-satunya dari Desa Brati.

Sebagaimana umumnya masyarakat Kecamatan Kayen, Sonaun berprofesi sebagai petani. Tapi dia terbilang petani yang istimewa, karena memiliki sawah 1 hektar. 

Selain itu, istri Sonaun, bernama Kusriwati (47 tahun) bekerja di toko kelontong miliknya. Ikhtiar pasangan yang sama-sama bekerja ini yang membuat Sonaun yang cuma petani dan Kusriwati bisa menabung untuk mendaftar haji.

"Hasil tani saya ditabung. Kebutuhan hidup sehari-hari dari istri yang pedagang kelontong," terang bapak tiga anak dan dua cucu ini.

Sonaun menceritakan kepada saya bahwa dirinya mendaftar haji tahun 2011 dengan total setoran untuk suami-istri sebesar 50 juta. "Beruntung sekali istri saya itu jualan, jadi saya bisa nabung," tegasnya.

Saat Sonaun menceritakaan peran istrinya beberapa kali, saya punya kesan pasangan suami-istri ini amat harmonis, bahu-membahu, tidak menafikan peran masing-masing. Sayang sekali, saya belum bisa menjumpai Kusriwati, karena keduanya tinggal di kamar berbeda. Selama di tanah suci, suami-istri memang tidak tinggal sekamar.

Pembayaran haji dilunasi pada tahun 2020 sebelum adanya kebijakan untuk membatalkan keberangkatan dikarenakan pandemi Covid-19 mengguncang Tanah Air. Suami istri membayar masing-masing Rp11.250.000. Biaya haji total Rp36,3 juta.

Untuk ukuran petani di Kecamatan Kayen, Sonaun tidak masuk golongan petani kecil, karena dia menggarap lahan seluas 5 hektar. Sonaun menanami lahannya dengan padi dan jagung. 

"Pernah menanam bawang tapi gagal, harganya anjlok. Setelah itu, saya tanami padi dan jagung terus," ungkapnya.

Sekarang dia baru menanam jagung, akan dipanen bulan Oktober. Bulan Nopember sawah akan ditanam padi yang panen di bulan setelah musim tanam. Setelahnya akan ditanam padi lagi, yang panennya bulan Mei. 

Begitu siklus pertanian Sonaun dalam setahun. Hasil panen dijual, sedikit saja yang disimpan untuk konsumsi harian.

Sonaun termasuk petani yang beruntung, karena 1 hektar sawah dari 5 hektar yang digarap punya sendiri. 

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.