Di sisi lain, pemerintah harus mampu menanamkan semangat Pancasila pada diri generasi muda, sehingga mereka tidak kehilangan arah dan jatidiri.
Ade mengakui, ada nilai-nilai Pancasila yang perlahan-lahan mulai tergerus di kalangan anak muda. Contohnya adalah generasi muda yang mulai melupakan norma agama, sopan santun dan hidup yang mulai individual.
(BACA JUGA: DPRD Kota Bandung Sambut Baik Syarat Mudik dan Libur Idul Fitri)
"Jangan sampai arus modernisasi membuat generasi muda kehilangan jati diri. Misalnya dengan hidup yang individualistis," tuturnya.
Karenanya, Ade mengatakan itu sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengembalikan semangat dan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat.
"Kita harus bersama-sama membiasakan diri kembali melakukan kebiasaan yang sudah lama hilang di tengah masyarakat. Misalnya sistem siskamling, yang sekarang banyak digantikan oleh satpam . Padahal dengan siskamling selain bisa menjaga keamanan, juga bisa menjalin silaturahim," papar Ade.
Perkembangan anak-anak juga harus diperhatikan. Ade mengingatkan, jangan sampai arus informasi membuat mereka tau banyak hal, sehingga mereka merasa lebih pintar dari orang tua dan mereka merasa berhak untuk tidak sopan.
"Jangan pernah lupakan nilai -nilai kesopanan dan agama," pungkasnya.
Wakil Ketua II DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha mengatakan Kesaktian Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni 2022 tahun ini masih dirasa hanya sekedar seremonial saja, nilai nilai Pancasila pun dirasa kian luntur.
Terlebih gempuran teknologi yang tidak bisa dihindari, semisal melalui media sosial, warga Indonesia terkenal sebagai netizen terkompak dalam berkomentar pedas saat ada peristiwa viral atau mendunia. Hal itu dirasa melunturkan nilai nilai Pancasila.
"Menurut saya itu sudah melunturkan nilai nilai Pancasila. Seharusnya jangan yang negatifnya yang kompak tapi yang positif," ucap Achmad
Bangsa Indonesia lanjut dia tidak gagap teknologi, bangsa ini sudah menerima teknologi dari manapun bahkan anak bangsanya telah juga menciptakan banyak teknologi.
Namun yang terpenting bagaimana masyarakat dan anak anak mudanya bisa menyampaikan nilai nilai Pancasila itu melalui medsos dalam teknologi yang dimilikinya.
"Jangan malah selalu jadi buzzer atau netizen yang selalu mengemborkan, menyampaikan kepada khalayak publik yang negatif, tapi justeru mampu membuktikan faham atau nilai Pancasila sebagai hal terpenting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk masa depan mereka juga," ucapnya.
Politisi PDIP ini pun mengakui yang muncul saat ini adalah sikap individualisme, acuh tak acuh, apatis, cuek dengan hal terjadi disekitarnya. Padahal seharusnya sikap dalam nilai Pancasila yakni saling membantu, tolong menolong, gotong royong harusnya terus dilakukan meski teknologi canggih telah hadir.