(BACA JUGA: Mardani Sindir Jokowi Kepo, Netizen Serang Balik: TNI Polri Harus di Tengah, Kenapa Lu yang Kesurupan!)
Dia mengatakan, para mahasiswa ini tidak pernah berbicara soal agama. Seperti kehidupan setelah mati.
"Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa Cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung Cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dsb" tulis rektor.
"Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit:insaallah, barakallah, syiar, gadarullah, dsb" sindir Rektor
Kemudian pada paragraf berikutnya, dia menyebut para mahasiswa ini tidak mengenakan kerudung atau jilbab. Dia menyindir kerudung dan jilbab sebagai pakaian manusia gurun.
"mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar openmind" katanya.
"Mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju seperti Korea, Eropa barat dan US, bukan ke negara yang orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi," tuturnya lagi.
Artikel itu mendapat kecaman luas di media sosial. Sang rektor disebut rasis dan tidak pancasilais.
Terimakasih dan salam hormat atas Respon cepat dari @LPDP_RI ✅️
— Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) May 1, 2022
Kita tunggu respon cepat@Kemdikbud_RI@Kepolisian_RI@KemenkeuRI
Agar masyarakat tau bahwa tindakan rasis di negeri ini tdk boleh, tidak patut apalagi oleh seorang akademisihttps://t.co/wm6JcNERnz