“Saat ini RRT berupaya mengatasi kemiskinan. Pemerintah RRT tertarik untuk terlibat dalam investasi terutama perumahan di Kalimantan untuk industri,” ungkap Dubes Lu Kang.
Selain itu, Dubes Lu Kang juga menekankan agar industri tidak bersifat follow others, melainkan dapat mengembangkan gagasan-gagasan baru seperti pemanfaatan teknologi digital.
(BACA JUGA: Surplus Neraca Perdagangan 22 Bulan Didorong Kenaikan Harga Komoditas, Airlangga: Gairah Investor Meningkat)
Menko Airlangga menyambut baik adanya MoU kerja sama ekonomi digital dengan RRT karena hal tersebut sejalan dengan agenda utama dalam Presidensi G20 Indonesia.
Indonesia mengharapkan adanya alih teknologi untuk produktivitas komoditi pangan dalam rangka mendorong produksi pertanian di luar Jawa seperti di Kalimantan dan Bangka Belitung.
Hal tersebut penting untuk meningkatkan cadangan pangan di tengah situasi saat ini.
Dubes Republik Rakyat Tiongkok (RRT) juga mensinyalir bahwa pembahasan isu geopolitik dalam acara G20 menjadi lebih dominan.
(BACA JUGA: Pengeroyokan Ade Armando, Politikus PDIP: Ideologi Kekerasan Atas Nama Agama Sudah Menyusup ke Indonesia)
Menko Airlangga menjelaskan bahwa pembahasan tersebut bisa dilakukan secara terpisah dan Presidensi G20 Indonesia tidak berencana mengeluarkan keanggotaan satu negara pun, karena dalam forum G20 tidak ada aturan seperti halnya pada forum-forum yang lain.
Pada akhir pertemuan, Dubes RRT menyampaikan harapan agar Presidensi G20 Indonesia berjalan lancar dan hubungan kemitraan Indonesia dengan RRT dapat semakin kuat.