Selain itu, dirinya dibawa ke sebuah lembah yang terdapat gumpalan berwarna merah seperti lahar.
Dalam lembah tersebut terdapat beberapa manusia tanpa pakaian dan sebagian memiliki perut besar. Mereka merintih seperti kehausan.
“Ketika mereka meminum, ternyata yang diminum adalah lahar,” ujarnya.
Sosok yang mengantar Citra Prima berkata, bahwa orang-orang tersebut merupakan orang yang suka mengambil hak orang lain.
Pengalaman mati suri lainnya dialami saat dirinya berumur 11 tahun. Saat itu kejadian di Pantai Selatan.
Dirinya yang waktu itu masih anak-anak bermain mencari hewan laut hingga tidak sadar menjauhi bibir pantai.
Dirinya yang saat itu membelangi laut tidak menyadari jika di belakangnya ada ombak besar menuju ke arahnya.
Tubuh kecilnya disapu ombak hingga tergulung-gulung dalam gumpalan air laut.
Tidak lama kemudian dirinya tidak sadarkan diri, kemudian secara tiba-tiba merasakan suasana menjadi hening.
“Tidak lama kemudian ada suara menyuruh saya membuka mata,” ucap Citra.
Ketika dirinya membuka mata, kembali Citra mendapat pemandangan aneh, dirinya berada di suatu ruangan yang terang, tetapi banyak ikan yang berlalu lalang.
Kembali dirinya berjumpa dengan sosok yang asing bagi dirinya. Sosok tersebut berpesan kepada Citra bahwa keberadaan mereka tidak untuk disembah.
Kejadian terakhir dialami ketika Citra Prima berusia 38 tahun, dirinya yang mengidap sakit anemia akut menjadi penyebab dirinya kembali mengalami mati suri.
Suatu saat di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) sebuah rumah sakit, Citra Prima kembali merasakan kematian, Citra Prima bisa melihat tubuhnya yang terbaring dikelilingi saudara-saudaranya.
“Seperti melayang, bisa melihat tubuh saya dan semua yang ada di ruangan,” ujarnya.