JAKARTA, FIN.CO.ID - Otoritas China berhasil mengidentifikasi sedikitnya 120 dari total 132 korban tewas akibat jatuhnya pesawat China Eastern Airlines di Daerah Otonomi Guangxi.
Ke-120 korban yang berhasil diidentifikasi itu terdiri dari 114 penumpang dan enam awak.
"Pencarian masih terus dilakukan. Tim juga memprioritaskan pencarian kotak hitam kedua," kata Kepala Brigade Kenakaran dan SAR Guangxi, Zheng Xi, kepada wartawan di Nanning, dikutip dari Reuters, Sabtu, 26 Maret 2022.
(BACA JUGA: Jatuh Menukik Tajam, Penumpang China Eastern Airlines Tak Ada yang Selamat, Otoritas Anggap Aneh)
Dalam konferensi pers di ibu kota Daerah Otonomi Guangxi itu, Kepala Keselamatan Penerbangan Badan Penerbangan Sipil China (CAAC) Zhu Tao mengatakan pemancar sinyal darurat (ELT) juga berhasil ditemukan.
ELT dipasang di atas pesawat untuk mengirimkan sinyal bahaya. Alat tersebut bisa membantu petugas pencarian menemukan titik koordinat pesawat secara akurat.
Kotak hitam pertama yang berisi data penerbangan telah ditemukan pada Rabu, 23 Maret 2022.
(BACA JUGA: Garuda Indonesia Pantau Investigasi Jatuhnya Pesawat Boeing 737-800NG Milik China Eastern Airline)
Pesawat Boeing 737-800 dengan nomor penerbangan MU-5735 itu jatuh secara vertikal dari ketinggian hampir 9.000 meter dalam perjalanan dari Kunming, Provinsi Yunnan, ke Guangzhou, Provinsi Guangdong, dan mengangkut 123 penumpang dan sembilan awak.
Sebanyak 493 orang yang merupakan keluarga dekat 80 penumpang sudah tiba di Kota Wuzhou, Guangxi.
Pemerintah daerah setempat bertanggung jawab menangani jenazah para korban. Barang-barang milik korban yang ditemukan di lokasi kecelakaan juga telah disimpan, menurut media China.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq