Nasional

Keren, Pemuda Tangerang Ini Ciptakan Mesin Distribusi Minyak Goreng, Dijamin Cegah Penimbunan

fin.co.id - 16/03/2022, 22:39 WIB

Ahmad Hafidz Fajrian, pemuda Tangerang bersama mesin SCHECO atau Smart Checking Of Cooking Oil Distribution Using e-KTP ciptaannya

TANGERANG, FIN.CO.ID - Ahmad Hafidz Fajrian (19), pemuda asal Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, mendapat banyak pujian dari netizen. Ini berkat keahliannya menciptakan mesin pendistribusian minyak goreng. 

Sebab, mesin yang diciptakan Hafidz, begitu ia biasa disapa, terbilang cukup canggih. Mesin itu diklaim dapat mencegah terjadinya penimbunan minyak goreng skala rumahan, di tengah harganya yang sedang meroket. 

Mesin yang ia berinama SCHECO atau Smart Checking Of Cooking Oil Distribution Using e-KTP itu pun, viral dan mendapat respon positif dari warganet usai dibagikan Hafidz lewat akun @ahfproject melalui video di TikTok. 

(BACA JUGA: Emak-Emak Serbu Operasi Pasar Minyak Goreng yang Digelar Pemprov Jabar )

"Alat cek pendistribusian minyak goreng. Berawal dari susahnya minyak goreng. Kalau ada pasti antri banget, yaudah kepikiran buat alat ini," tulis Hafidz dalam videonya. 

Pada video berdurasi lebih dari semenit itu, terlihat sebuah alat pemindai kemudian menempelkannya dengan e-KTP lalu alat tersebut bereaksi,  menampilkan informasi sisa saldo minyak goreng bulanan. 

Begitupun ketika saldo minyak goreng pada e-KTP itu habis, maka alat tersebut akan menginformasikan jika saldo minyak goreng pada e-KTP telah habis ketika ditempelkan dengan SCHECO. 

(BACA JUGA: Minyak Goreng Langka di Pasaran, Kapolri Lihat Langsung Produksi Pabrik Migor di Bekasi)

"Jadi kalau habis nggak boleh ambil lagi yah, biar yang lain juga kebagian," tulisnya lagi. 

Sementara, saat ditemui FIN.CO.ID di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Hafiz menuturkan, ide membuat mesin distribusi minyak goreng itu tercetus ketika banyak masyarakat yang tidak kebagian minyak goreng bersubsidi yang dijual di minimarket. 

Menurut dia, hal itu terjadi karena ulah segelintir oknum masyarakat yang antre minyak goreng sampai dua kali sehingga menimbulkan penimbunan skala rumahan. 

"Kasian yang udah ngantre panjang-panjang tapi nggak dapet apalagi yang udah lansia kasian harus ikut ngantri tapi nggak dapet minyak goreng," ujar Hafidz, Rabu malam, 16 Maret 2022. 

Melihat fenomena tersebut, kemudian terpikir oleh Hafidz membuat sebuah alat untuk mendata jatah minyak goreng per kepala keluarga (KK) yang jumlahnya sudah ditentukan sesuai kebutuhan. 

Dengan metode seperti itu, menurut dia, maka tidak akan ada lagi oknum yang membeli minyak goreng dalam jumlah yang banyak hingga terjadi kekosongan stok di pasaran. 

"Alat ini juga diharapkan bisa menstabilkan harga minyak goreng di pasaran, biar nggak ghoib juga barangnya, biar semua juga kebagian rata," tuturnya 

Admin
Penulis
-->