Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua PDI-P yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani yang dikabarkan juga diundang, tidak terlihat. Demikian pula Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, yang sedang terbelit konflik Wadas.
Diska mencermati, dengan tampil serba hitam, penampilan AHY menjadi menonjol dibandingkan tiga tamu lainnya.
Anies Baswedan datang dengan kemeja putih dan jas biru, demikian pula Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga datang dengan jas biru, dan kemeja biru.
"Sebagai satu-satunya Ketua Umum parpol yang diundang dan hadir, AHY memang memiliki bobot yang berbeda," kata Diska.
"Dia sudah memiliki kendaraan politiknya sendiri, sementara ketiga kandidat calon lainnya, masih harus mencari kendaraan politik untuk berkontestasi," ucapnya.
Selain itu, kata Diska yang juga lulusan Unpar ini, mengatakan, sebagai Ketum parpol, AHY leluasa untuk pergi ke wilayah manapun dan bicara lintas bidang, tidak terbatasi wilayah geraknya seperti Gubernur atau bidang geraknya, seperti Menteri."
"Posisi Partai Demokrat yang berada di luar pemerintahan juga memberi AHY kredibilitas untuk menyuarakan kegelisahan rakyat akibat kesejahteraan yang merosot dan rasa takut untuk bersuara," tandas Diska.