"Itu sebabnya kenapa nada positif berita dan percakapan medsos tentang kedua nama ini tidak terlalu besar,” imbuh Hidayat.
Dalam monitoring media dan percakapan medsos ini juga diketahui, berita tentang permintaan maaf Ganjar tidak terlalu direspon media dan publik.
Isu permintaan maaf Ganjar, hanya mendapat 0,16 persen dari total artikel.
Media dan netizen lebih banyak menyorot dramatisasi insiden Wadas yang terjadi pada 8 Februari 2022.
Isu yang berkembang dalam persepsi publik adalah terjadi pemaksaan dalam pengukuran tanah dan kekerasan terhadap warga yang menolak tambang.
Hal ini dapat terlihat dari tagar #StopAparatMasukKeWadas dan #StopPengukuranTanahDiWadas yang banyak muncul di perbincangan medsos.
Diketahui, Desa Wadas belakangan menjadi banyak diperbincangkan karena terjadi insiden terkait proses pengukuran lahan untuk keperluan penambangan andesit.
Desa agraris yang subur akan berubah menjadi lokasi tambang yang menopang pembangunan Waduk Bener sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Persoalan muncul karena sebagian warga menolak wilayahnya dijadikan lokasi tambang, dengan alasan merusak lingkungan dan mengancam sumber mata pencaharian.
Warga desa tentu setuju dengan pembangunan Waduk Bener, tapi menolak lokasi tambang dijadikan satu berdasarkan Izin Penetapan Lokasi (IPL) yang dikeluarkan Gubernur Jawa Tengah tahun 2018.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq