JAKARTA - Harga emas jatuh ke level terendah satu pekan, Kamis, tertekan reli imbal hasil US Treasury setelah Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih cepat.
Harga emas di pasar spot anjlok 1,2 persen menjadi USD1.788,25 per ounce pada pukul 01.47 WIB, terendah sejak 29 Desember 2021, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup merosot 2 persen menjadi USD1.789,20 per ounce, demikian laporan Reuters, di Bengaluru, Kamis, 6 Januari 2022 atau Jumat, 7 Januari 2022 dini hari WIB.
[caption id="" align="alignnone" width="1012"]
Trend pergerakan harga emas dunia (TradingView)[/caption]
Titik fokus terbesarnya adalah jumlah kenaikan suku bunga dan seberapa agresif The Fed akan mengurangi balance sheet -nya, yang menempatkan emas dalam posisi rentan, kata Ed Moya, analis OANDA.
Jika pergerakan imbal hasil US Treasury jauh lebih tinggi dalam jangka pendek, itu akan sangat mengganggu perdagangan emas, tambah Moya.
Emas, aset yang tidak membayar imbal hasil, cenderung tidak disukai investor saat suku bunga naik.
BACA JUGA:
Update 6 Januari 2022, Harga Emas Antam Naik Rp1.000 Per Gram
Minyak Goreng Subsidi Mulai Diproduksi Minggu Depan
Risalah The Fed yang dirilis Rabu menunjukkan para pejabat membahas penyusutan kepemilikan aset bank sentral secara keseluruhan serta menaikkan suku bunga lebih cepat dari ekspektasi untuk melawan inflasi.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun melejit ke level tertinggi sejak Maret tahun lalu.
Harga emas dan perak tertekan karena pasar berusaha menghambat empat kali kenaikan suku bunga untuk tahun 2022, papar TD Securities, menambahkan bahwa kendala pertumbuhan pasokan uang akan semakin melemahkan selera untuk semua barang koleksi termasuk koin perak.
Harga perak di pasar spot melorot 2,9 persen menjadi USD22,12 per ounce, level terendah sejak 16 Desember 2021. Platinum anjlok 2,3 persen menjadi USD959,91 per ounce dan paladium turun 0,5 persen menjadi USD1.874,26 per ounce. (git/fin)