"Hasil ini meningkatkan sentimen investor dan mendorong saham AS ke rekor tertinggi," jelas Ibrahim.
Faktor kedua, Bank Rakyat China juga menegaskan kembali pada hari Senin (27/12/2021) bahwa nilai tukar yuan akan lebih fleksibel pada tahun 2022 dan akan tetap stabil secara keseluruhan pada tingkat yang wajar dan seimbang.
"Bank sentral menambahkan bahwa pihaknya akan memastikan secara keseluruhan kredit perbankan terus tumbuh pada tahun 2022," tambah Ibrahim.
Faktor ketiga, data Jepang yang dirilis kemarin menunjukkan bahwa produksi industri tumbuh lebih baik dari perkiraan 7,2 persen bulan ke bulan di bulan November 2021. Rasio pekerjaan/aplikasi adalah 1,15, sedangkan tingkat pengangguran adalah 2,8 persen, pada bulan November 2021.
Dari dalam negeri, pelaku pasar merespon positif kinerja penerimaan pajak Pemerintah RI yang telah memenuhi target APBN 2021 sebesar Rp1.229,6 triliun sampai tanggal 26 Desember 2021. Kemungkinan hasil ini bahkan masih akan ada kenaikan hingga penutupan di tanggal 31 Desember 2021. Ini menjadi sentimen positif yang membuat rupiah menguat tipis.
"Ini merupakan sejarah baru, bahwa Pemerintah bisa mencapai target, sedangkan saat ini masih dalam kondisi COVID-19 dan masih di dalam proses pemulihan ekonomi, Namun mampu mencapai target 100% bahkan sebelum tutup tahun," pungkas Ibrahim. (git/fin)