News . 20/12/2021, 11:14 WIB
JAKARTA - Indonesia terpilih kembali menjadi Anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) Kategori C dalam Sidang Majelis IMO ke-32 di London Jumat (10/12/2021),
Terpilihnya Indonesia menjadi anggota Dewan IMO Kategori C Periode Tahun 2022-2023, setelah sebelumnya terpilih untuk periode 2020-2021 mendapat tanggapan positif dari Pengamat Maritim yang juga salah satu Pengurus dari Dewan Pimpinan Pusat Ahli Keselamatan dan Keamanan Maritim Indonesia (AKKMI), Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, SSiT., M.Mar.
Menurut Capt. Hakeng, Indonesia dapat terpilih kembali menjadi anggota Dewan IMO Kategori C merupakan suatu nilai positif bagi sektor kemaritiman Indonesia. Ini juga merupakan upaya dan menjadi salah satu pencapaian Indonesia dalam mengembalikan kejayaan maritim, untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
[caption id="attachment_572660" align="alignnone" width="680"]
Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa, Pengamat Maritim dan Pengurus AKKMI[/caption]
"Dunia mengakui keberadaan Indonesia di sektor maritim Internasional. Indonesia sebagai poros maritim dunia yang tidak bisa diabaikan posisi strategisnya bagi dunia pelayaran," ujar Capt Hakeng, Senin (20/12/2021).
BACA JUGA: Pengamat Maritim Dukung TNI AL Tindak Kapal Asing Langgar Perairan RI
Selain itu kata Capt. Hakeng, saat ini jalur laut Indonesia masih menjadi pilihan utama di dunia. Apalagi dengan letak geografisnya yang strategis, sehingga sampai sekarang wilayah laut Indonesia masih menjadi trek perlintasan maritim yang tersibuk di dunia. Rute maritim Indonesia saat ini dapat dikatakan mempunyai kesamaan dengan rute perdagangan rempah-rempah nusantara di masa dahulu.
"Rute laut ini juga yang dipakai oleh para pelaut pejuang kedaulatan energi untuk menyalurkan kebutuhan energi, seperti minyak dan gas bagi masyarakat yang ada di seluruh Indonesia, yang berada di pulau-pulau yang sulit dijangkau melalui transportasi darat maupun udara," katanya.
/p>
Pengakuan IMO kepada Indonesia menjadi anggota Dewan Kategori C, juga dapat dijadikan sebagai momentum bagi rakyat Indonesia untuk kembali mencintai budaya bahari Indonesia seperti yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, lanjut Capt. Hakeng.
"Ini bisa kita jadikan momentum bagi seluruh rakyat Indonesia bukan hanya yang tinggal di pesisir laut untuk kembali mencintai budaya bahari. Laut bukan dijadikan sebagai tempat sampah untuk orang yang tidak berguna, seperti anekdot yang sering diucapkan di masyarakat yakni 'ke laut aja'. Dan, kenyataannya juga laut jangan dijadikan lokasi pembuangan sampah dari rumah tangga ataupun pabrik. Laut merupakan sumber pangan ikan bagi rakyat indonesia," tegasnya.
BACA JUGA: WIMA Dorong Peningkatan Peranan Wanita di Sektor Kemaritiman
Sejarah juga telah menunjukkan bahwa nenek moyang kita juga tangguh di lautan. Sebut saja di masa Sriwijaya dan Majapahit maju disebabkan tata kelola di bidang kemaritiman kala itu sudah maju. Kedua kerajaan itu runtuh karena pada saat itu pihak Kolonial Belanda menjajah Indonesia untuk menguasai perdagangan rempah-rempah yang begitu diminati di negara eropa.
Kejayaan Nusantara di kemaritiman itu yang mungkin mendorong pemerintahan Presiden Jokowi menginginkan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Karena menggunakan kekayaan maritim untuk kesejahteraan rakyat.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com