Sementara arah kebijakan moneter 2022 adalah lebih pada stabilitas setelah sebelumnya dikerahkan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Instrumen dilakukan melalui triple intervention dan pembelian SBN sekunder. Kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran akan tetap akomodatif.
Stimulus fiskal dalam jumlah yang relatif besar akan mendukung pemulihan perekonomian nasional dengan postur APBN 2022 yang meliputi pendapatan negara direncanakan sebesar Rp1.846,1 triliun dan belanja negara Rp2.714,2 triliun, sehingga defisit Rp868 triliun atau 4,85 persen PDB.
"Sebagian besar anggaran, yaitu Rp1.711,5 triliun (63 persen) dialokasikan untuk program strategis APBN 2022 dalam mendukung akselerasi pemulihan dan transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju," pungkas Friderica. (git/fin)