TABANAN - Seorang pengusaha sukses asal Tabanan, Bali mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Penyebabnya, sang pengusaha tertekan karena beban ekonomi.
Adalah I Gede Ketut Rai Sumatra, warga Banjar Dinas Umabian, Desa Peken Belayu, Marga, Tabanan. Pria 43 tahun yang semasa hidupnya adalah wirausahawan sukses di Marga ini ditemukan tewas tergantung di kamarnya.
Kapolsek Marga AKP I Gede Budiarta saat dikonfirmasi, Rabu, 8 Desember 2021 membenarkan.
Dijelaskan, kasus bunuh diri yang dilakukan Korban terjadi pada Selasa 7 Desember 2021 sekitar pukul 18.00 WITA.
Aksi bunuh diri yang dilakukan korban diketahui pertama kali oleh anak korban, yakni Saksi I Gede Yogi Kurniawan, 16.
"Pertama kali yang mengetahui kejadian gantung diri adalah anak korban, yakni Saksi I Gede Yogi Kurniawan," tegas AKP Budiarta, dilansir Radarbali, Kamis, 9 Desember 2021.
Saat menuju kamar tidur ayahnya yang berada di lantai dua, saksi sontak terbelalak saat membuka pintu kamar korban. Pasalnya saat membukan pintu kamar, saksi sudah melihat posisi ayahnya dalam keadaan tergantung di plafon kamar tidur dengan menggunakan tali plastik warna coklat.
Melihat ayahnya gantung diri, saksi langsung berteriak memanggil keluarga korban lainnya.
Usai berteriak minta tolong, saksi kemudian mendatangi kamar dan mengecek kondisi ayahnya yang masih dalam kondisi lemas. Sambil memegang korban, saksi menyuruh keluarga lainnya mengambil pisau untuk memotong tali yang melilit pada leher korban
"Guna memastikan kondisi ayahnya selanjutnya, keluarga membawa korban ke Rumah Sakit Bali holistik. Sayangnya, dari hasil pemeriksaan tim medis, korban sudah dinyatakan meninggal dunia," kata AKP Budiarta.
Sementara itu, dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, sebelum ditemukan tewas gantung diri. Korban dikenal sebagai wirausahawan sukses di daerahnya.
Namun, kondisi ekonomi korban terpuruk dan dikabarkan bangkrut akibat terdampak pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak 2 tahun lalu. Diduga akibat bangkrut dan tertekan, korban kemudian nekat memilih mengakhiri hidup dengan cara jalan pintas.
Hal tersebut diketahui karena sebelum mengakhir hidupnya, korban menulis surat wasiat. Isi surat wasiat adalah permohonan maaf kepada istri dan kedua anaknya.
Nah dari isi surat wasiat dan keterangan saksi di TKP, polisi menduga, motif korban bunuh diri karena diduga mengalami depresi berat akibat tekanan ekonomi.
“Dari keterangan saksi dan juga barang bukti, diduga kuat, korban mengakhiri hidup akibat tekanan ekonomi,“ tukas Budiarta.(gw)