JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada hari Senin (22/11/2021) kemarin menominasikan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell untuk masa jabatan empat tahun kedua.
Pelaku pasar kemudian merespons negatif penunjukan Jerome Powell sebagai Gubernur The Fed. Hal ini membuat kurs rupiah diprediksi kembali melemah pada hari ini.
Mengutip data Bloomberg, Selasa (23/11/2021) pukul 09.18 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.274 per dolar AS, melemah 25 poin atau 0,18 persen apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Senin sore kemarin (22/11/2021) di level Rp14.249 per dolar AS.
BACA JUGA: IHSG Berpeluang Berbalik Terkoreksi, SImak Ulasan Analis Berikut
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah berpotensi tertekan turun hari ini dengan naiknya kembali yield obligasi pemerintah AS. "Yield tenor 10 tahun sudah kembali ke atas 1,6 persen," kata Ariston dalam keterangan hasil risetnya pagi ini.
[caption id="" align="alignnone" width="1012"]
Trend Pergerakan Mata Uang Rupiah Terhadap Dolar AS (TradingView)[/caption]
Kenaikan yield obligasi pemerintah AS tersebut seiring dengan keputusan Presiden Joe Biden menunjuk Jerome Powell sebagai Gubernur The Fed untuk periode kedua. Pasar menganggap terpilihnya kembali Powell akan mendukung rencana Bank Sentral AS untuk melakukan pengetatan moneter karena inflasi yang terus naik di AS.
BACA JUGA: Harga Emas Anjlok Lebih dari 2 Persen, Ini Penyebabnya
"Selain itu beberapa pejabat Bank sentral sudah mulai menyuarakan kemungkinan percepatan tapering. Pengetatan moneter di AS akan mendorong penguatan dolar AS," tutup Ariston.
Hari ini, rupiah bisa bergerak melemah ke kisaran Rp14.300 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp14.220 per dolar AS. (git/fin)