PEKANBARU - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan salah satu kunci dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat, melalui pemerataan ekonomi di seluruh wilayah. Salah satu contoh kehadiran pemerintah melalui APBN yakni dalam pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Pemerintah memberikan penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Hutama Karya (Persero) / HK untuk membangun JTTS yang menghubungkan Lampung hingga Aceh, melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada HK, serta dukungan pembiayaan pembebasan lahan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Wakil Menteri Keuangan , Suahasil Nazara, dalam kesempatan tinjauannya ke JTTS Ruas Pekanbaru - Dumai, Senin 1 November 2021 mengatakan, pembangunan JTTS ini merupakan salah satu bentuk kehadiran negara melalui tools-tools yang dimiliki yakni BUMN dan Badan Layanan Umum (BLU), untuk percepatan pembangunan ekonomi wilayah melalui pendekatan Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Jadi pada hari ini saya berkesempatan melihat salah satu proyek PSN yang dibangun sebagai bagian dari Tol Trans Sumatera Tahap 1. Sebagaimana diketahui arahan Bapak Presiden, JTTS adalah prioritas infrastruktur yang perlu kita bangun. Karena itu HK diberikan mandat untuk mebangun infrastruktur ini secara section demi section. Nah section Pekanbaru-Dumai ini telah dijalankan dan beroperasi dan kita tentu mendukung dari APBN dan tentunya dibayar dengan pajak, uang dari rakyat, maka itu saya ingin memastikan bahwa mandat yang diberikan kepada Hutama Karya itu memberikan manfaat kepada kehidupan ekonomi masyarakat setempat," ujar Wamenkeu Suahasil, di Pekanbaru, Provinsi Riau, Senin (1/11/2021).
BACA JUGA: Upaya RI Dorong Pemulihan Ekonomi Global dalam Presidensi G20 Tahun 2022
Suahasil mengatakan, JTTS Ruas Pekanbaru-Dumai yang telah dioperasikan sejak 2020 lalu itu terbukti mampu menjadi pendorong peningkatan perekonomian bagi masyarakat Provinsi Riau. Selain meningkatkan konektivitas, kehadiran JTTS tersebut juga tetap ramah terhadap lingkungan dan mempertahankan kearifan lokal wilayah tersebut. Itu bisa dibuktikan melalui keberadaan flora dan fauna yang tetap terjaga di wilayah itu, tanpa dirusak dengan hadirnya JTTS.
"Tadi saya juga berkesempatan melihat bahwa pembangunan yang dilakukan oleh Hutama Karya juga tetap memperhatikan lingkungan dengan tetap memperhatikan keberadaan dari flora dan fauna, khususnya tadi gajah yang kita lihat bahwa tetap diberikan tempat, diatur sedemikian rupa, sehingga jalan tol tidak mengganggu kehidupan natural dari gajah. Kini kita tentu berharap penggunaan jalan tol ini nanti akan meningkatkan kehidupan ekonomi di Riau dan Sumatera," ungkap Wamenkeu Suahasil.
[caption id="attachment_569986" align="alignnone" width="674"]
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara di salah satu habitat penangkaran Gajah yang bersentuhan langsung dengan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). (Foto by Erman untuk FIN)[/caption]
Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah menggelontorkan Rp10,89 triliun untuk pendanaan pengadaan lahan guna mendukung percepatan pembangunan PSN JTTS.
BACA JUGA: Tok! RUU P2 APBN Disetujui Jadi Undang-Undang
Ruas Tol Pekanbaru – Kandis – Dumai merupakan salah satu ruas yang menjadi bagian dari JTTS sepanjang kurang lebih 132 km yang menghubungkan kota Pekanbaru dengan Kota Dumai dan telah beroperasi sejak 2020 lalu. Untuk ruas tersebut, per 22 Oktober 2021, LMAN telah merealisasikan dana pembebasan lahan sejumlah Rp328,956 miliar untuk 2.412 bidang atau seluas 7.894.368 m2.
Kehadiran Jalan Tol ini memberikan manfaat bagi masyarakat Sumatera khususnya Provinsi Riau dan sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian yang diinsiasi oleh Hutama Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), pembangunan ruas tol tersebut memiliki manfaat ekonomi berupa penghematan jarak tempuh sebanyak 51 km yang berimplikasi padapenghematan waktu tempuh Pekanbaru-Dumai hingga 3 jam perjalanan.
Dari segi efisiensi bahan bakar juga mengalami penghematan sebanyak 13 liter untuk mobil kecil, dan 35 liter untuk truk. Konektivitas tersebut berdampak pada kemudahan mobilitas sosial dan akselerasi peredaran barang jasa antar wilayah di Sumatera sehingga diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, penghematan BBM menjadi kontribusi positif bagi upaya pengurangan polusi lingkungan.
Kehadiran JTTS secara keseluruhan juga memberikan gairah pertumbuhan bagi daerah-daerah baru dan menjadi penghubung untuk memberikan kemudahan akses bagi kawasan-kawasan industri serta kawasan pariwisata di Pulau Sumatera.