Update 18 Agustus 2021: IHSG Menguat 0,50 Persen, Rupiah Stagnan

fin.co.id - 18/08/2021, 16:41 WIB

Update 18 Agustus 2021: IHSG Menguat 0,50 Persen, Rupiah Stagnan

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,50 persen ke level 6.118,15 pada perdagangan Rabu (18/8). Nilai transaksi yang berhasil dibukukan hari ini sebesar Rp 16,5 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 1,1 triliun di pasar reguler.

/p>

Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 517 miliar dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 156 miliar.

/p>

Sedangkan aksi jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dijual Rp 154 miliar dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang dijual Rp 55 miliar.

/p>

Sementara itu, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.372 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu sore. Nilai tersebut stagnan dibandingkan posisi sebelumnya. Kemudian kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.384 per dolar AS, atau melemah tipis dibandingkan posisi sebelumnya yakni Rp14.383 per dolar AS.

/p>

Direktur PT. TFRX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar sedikit melemah terhadap mata uang lainnya hari Rabu, tetapi tetap pada level yang tinggi dengan kekhawatiran pertumbuhan global, yang disebabkan oleh wabah Covid-19 yang sedang berlangsung, mendorong para pedagang untuk mengurangi posisi mereka dengan mata uang yang lebih berisiko.

/p>

Selain itu, Penjualan ritel AS turun 1,1 persen pada Juli, jauh lebih banyak dari perkiraan penurunan 0,3 persen, menurut data yang dirilis Selasa. Ini menambah angka pertumbuhan yang mengecewakan dari China di awal minggu, menyebabkan para pedagang mempertanyakan profil pertumbuhan global karena banyak negara berjuang untuk menangani wabah Covid-19 terbaru.

/p>

Meskipun banyak fokus pada peningkatan baru-baru ini dalam kasus virus corona di China, AS mencatat lebih dari 1.000 kematian akibat Covid-19 pada hari Selasa, menurut data Reuters, dengan daerah-daerah yang memiliki tingkat vaksinasi rendah sangat terpukul.

/p>

"Investor sekarang mencari risalah dari pertemuan terbaru Federal Reserve AS, yang akan dirilis di kemudian hari, untuk penunjuk waktu bank sentral untuk pengurangan aset dan kenaikan suku bunga," ujar Ibrahim dalam hasil risetnya, Rabu (18/8). 

/p>

The Fed juga akan mengadakan simposium Jackson Hole di minggu berikutnya, yang juga dapat memberikan lebih banyak petunjuk, terutama karena banyak pelaku pasar mengharapkan bank sentral mengumumkan rencana untuk mengurangi pembelian obligasi baik pada pertemuan kebijakan September atau November.

/p>

Kemudian, reaksi langsung terhadap penarikan tentara AS menimbulkan kekacauan berikutnya,  menjembatani perpecahan partisan karena mereka yang mendukung penarikan mengkritik cara eksekusi yang terlalu tiba-tiba dan tidak tepat. Keadaan yang sangat penuh gejolak ini akan menodai kepresidenan Biden secara permanen dan bahkan komentator pro-Biden mengatakan keadaan ini akan menciptakan krisis kompetensi.

/p>

Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden sekali lagi menyalahkan warga Afghanistan atas kegagalan mereka untuk memperjuangkan negara mereka. Biden mengatakan bahwa AS tidak akan pernah mencapai tujuannya untuk membuat negara itu menjadi negara demokrasi.

/p>

Beberapa komentator khawatir bahwa Afghanistan bisa kembali menjadi tempat yang aman bagi teroris, meningkatkan ancaman terhadap keamanan nasional AS. Namun, Biden berpendapat bahwa Washington secara efektif melawan terorisme di seluruh dunia dan akan dapat melakukannya juga di Afghanistan.

/p>

Kemudian dari sisi internal, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada Juli 2021 mengalami surplus sebesar USD2,59 miliar. Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan surplus pada Juni 2021 sebesar USD1,32 miliar, tetapi masih lebih rendah dari surplus neraca dagang Juli 2020 yakni USD3,26 miliar.

/p>

Selain itu, pelaku pasar merespon positif pidato nota keuangan  yang di sampaikan oleh Presiden Joko Widodo mengenai  APBN 2022 yang dirancang antisipatif, responsif, dan fleksibel sebagai instrumen pemulihan ekonomi dan menghadapi berbagai ketidakpastian ke depan. Meski ekonomi diprediksi membaik di tahun 2022, pemerintah akan terus berhati-hati terhadap risiko ketidakpastian yang masih tinggi, baik itu yang berasal dari tidak meratanya pemulihan ekonomi secara global maupun risiko ketidakpastian penanganan pandemi.

/p>

Hal ini tercermin dari kebijakan fiskal 2022 yang countercyclical untuk mendorong kesiapan sistem kesehatan, pemulihan ekonomi masyarakat dan melanjutkan reformasi struktural.

Admin
Penulis