JAKARTA - Pengamat politik Rocky Gerung menilai, tidak ada yang istimewa dalam pidato Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dalan sidang tahunan MPR RI di Gedung Parlemen pada Senin (16/8/221) kemarin.
/p>
Sebab, sepanjang pidato, Bamsoet- sapaan Bambang Soesatyo- dinilai hanya memuji kebijakan pemerintah.
/p>
Menurut Rocky Gerung, seharusnya MPR mengevaluasi pemerintah dalam sidang tersebut. Bukan malah memberi pujian.
/p>
“Itu sebetulnya bukan sidang tahunan, karena sidang tuh artinya mengevaluasi kinerja presiden, apalagi MPR memang ditugaskan untuk mengevaluasi,” ujarnya dilansir melalui YouTube Rocky Gerung Official, dikutip Selasa (17/8/2021).
/p>
Rocky Gerung mengatakan tidak ada semacam evaluasi keada Presiden. Hanya pujian. Seolah MPR memberi panggung kepada Presiden.
/p>
"Tapi saya nguping sedikit tadi, itu isinya tuh puja-puji aja tuh, gak ada evaluasi. Semua memberi semacam, secara terselubung menganggap ‘welcome Presiden Jokowi’. Ketua MPR pidatonya begitu, ketua DPD pidatonya begitu,” tuturnya.
/p>
Sehingga dia menilai, tidak ada persidangan yang digelar kemarin. Hanya seperti kerumunan.
/p>
“Jadi kita tidak melihat ada semacam persidangan di situ, yang ada cuman kerumunan itu. Kerumunan isu segala macam,” imbuhnya.
/p>
Lebih jauh dia menduga ada negosiasi terselubung antara MPR dan Presiden terkait amandemen UUD 1945.
/p>
"Jadi itu menunjukkan memang bahwa di belakang layar ada negosiasi antara presiden dan MPR, yang kita dengar bocoran dari fraksi Demokrat,” ungkapnya.
/p>
“Bahwa memang seolah-olah MPR gak boleh kritik presiden lagi atau DPR, karena nanti dia dapat bonus perpanjangan masa karena alasan Covid segala macam. Demikian juga presiden,” jelasnya.
/p>
"Jadi ini persidangan di antara orang-orang yang sudah bersepakat untuk menghalangi demokrasi. Itu intinya sebetulnya,” pungkasnya. (dal/fin).
/p>