JAKARTA- Presiden Joko Widodo alias Jokowi di-bully oleh salah satu netizen dengan akun nama @pawletariat. Akun ini mengomentari pakaian adat suku Baduy yang dikenakan Presiden Jokowi ketika menghadiri sidang tahunan MPR RI 2021 di Gedung Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (16/8/2021).
/p>
Akun @pawletariat ini mengatakan bahwa Jokowi cocok mengenakan baju adat Baduy tersebut. Hanya saja harus dilengkapi dengan penjualan madu.
/p>
"Azzzzzksks Jokowi makai baju adat Baduy cocok bangat tinggal bawa madu tambah jongkok di perempatan," begitu tulisnya. Cuitan itu kemudian dihapusnya dan akun tersebut hilang tak bisa diakses.
/p>
Meski demikian, cuitannya terlenjur tersebra melalui tangkapan layar hingga menuai kecaman publik.
/p>
Seperti dikecam pula oleh tokoh Nahdatul Ulama (NU), Akhmad Sahal melalui Twitter-na @SalahL_AS.
/p>
Akhmad Sahal mengatakan bahwa pemilik akun tersebut merupakan wartawan media Tirto.
/p>
"Gimana ya tanggapan TirtoID terhadap twitt wartawannya, Mohammad Bernie yang rasis ini, menghina Jokowi dengan cara merendahkan suku Baduy. Mari kita tunggu jawaban," tulis Akhmal Sahal.
/p>
Kecaman lain juga datang dari cendekiawan NU, Gus Nadir. Dia mengatakan, cuitan tersebut merendahkan suku Baduy.
/p>
"Komentar seperti ini memalukan. Kritik saja kebijakan Presiden Jokowi, bukan malah bahas baju adat yg beliau pakai. Terus nadanya merendahkan suku Baduy," katanya.
/p>
"Pengkritik Jokowi juga harus cerdas, biar kualitas demokrasi kita meningkat. Bukan kayak gini caranya. Skr akunnya ditutup," sambung Gus Nadir.
/p>
Sementara itu, pegiat media sosial Eko Kuntadhi juga ikut mengecamnya. Pria yang mengaku sebagai buzzer ini menilai, cuitan itu merendahkan budaya Indonesia.
/p>
"Presiden menghargai kebudayaan. Menggunakan pakaian adat suku Baduy yang diberikan kepala suku Baduy. Eh, orang ini malah menghina bangsanya sendiri. Kalau orang Baduy jual madu. Orang Madura jual sate. Orang Makasar usaha Coto Konro. Itulah kearifan lokal ekonomi Indonesia," tuturnya.
/p>
Diberitakan FIN sebelumnya, bahwa penggunaan pakaian adat Suku Baduy oleh Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR 2021 dianggp telah menepis stigma negatif.
/p>
Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Pembangunan Manusia Abetnego Tarigan mengatakan, presiden telah mengangkat ke tingkat paling tinggi di salah satu acara kenegaraan.
/p>
“Hal ini dapat dimaknai sebagai cara presiden untuk menghentikan stigma dan makna negatif dari penyebutan Suku Baduy,” katanya dalam siaran pers KSP, Senin (16/8).