JAKARTA- Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Faldo Maldini yang ikut mempermasalahkan mural atau lukisan dinding Presiden Jokowi yang tergambar di sekitar wilayah Batuceper, Kota Tangerang. Faldo Maldini menilai lukisan itu perbuatan sewenang-wenang.
/p>
"Yang jadi masalah, bukan konten atau kritiknya. Kritik selalu terus dijawab dengan kinerja yang baik. Tapi ini tindakan yang sewenang-wenang. Setiap warga negara harus dilindungi dari tindakan yang sewenang-wenang," ujarnya dikutip akun Twitter-nya, Sabtu (14/8).
/p>
Faldo Maldini mengatakan, mural itu tidak salah apabila ada izinnya dari pemilik dinding tersebut.
/p>
"Makanya, kami keras. Ada hak orang lain yang dicederai, bayangkan itu kalau tembok kita, yang tanpa ijin kita. orang yang mendukung kesewenang-wenangan, harus diingatkan," ujarnya.
/p>
Menanggapi itu, tokoh Nahdatul Ulama (NU) Umar Sadat Hasibuan atau Gus Umar mengatakan, Faldo Maldini seolah jadi toa pemerintah.
/p>
"Kami keras. Lambemu ini sudah seperti penguasa dari tanah Jahannam saja. Kurang keras apa dulu kau kritik Jokowi. Kasihan anak muda seperti kau ini sudah jadi toa kekuasaan," kata Gus Umar melalui Twitter-nya.
/p>
Gus Umar menilai mural itu merupakan bentuk kritikan dalam seni. Tetapi bikin buzzer dan pendukung Jokowi bereaksi keras.
/p>
"Hebohnya buzzerp karena lukisan ini. Padahal ya ini kan kritik dalam seni dan lagian gak ada kalimat Jokowi disini. Saatnya buzzerp yang pengen jadi komisaris beraksi belain tuannya. Akhir pekan yang riuh oleh buzzerp. Waktu dan tempat disilahkan" tuturnya.
/p>
Gus Umar mengatakan, Donal Trump dilukis sedemikian rupa saja tidak ditangkap.
/p>
"Selalu gini kritik dibungkam. Apa sesakral itu jabatan Presiden? Mural Trump Gak pernah tuh pelukisnya dicari-cari dan gak ada tuh buzzer Trump ngamuk-ngamuk," ungkapnya.
/p>
Adapun mural itu, terlihat seorang Pria dilukiskan mirip Presiden Jokowi, di bagian matanya ditulis 404: Not Found, dengan tulisan putih yang berlatar merah. Tetapi gambar itu belakangan telah dihapus setelah viral di media sosial. Kini polisi sedang memburu pelukisnya. (dal/fin).
/p>