News . 31/05/2021, 16:06 WIB
JAKARTA - Target pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani di angka 7,1 hingga 8,3 persen di kuartal II dianggap terlalu optimis dan cenderung kurang realistis.
Mengingat, kondisi ekonomi saat ini masih jauh dari kata pulih. Menkeu terlalu bombastis dengan target pertumbuhan ekonomi yang tiba-tiba bisa melonjak sampai 8,2 persen di kuartal II /2021.
Anggota DPR RI Guspardi Gaus menjelaskan, pada kuartal I tahun 2021 saja ekonomi masih minus 0,74 persen, yang membuat perekonomian Indonesia masih tersandera resesi ekonomi.
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang disampaikan pemerintah juga selalu meleset . Dan angka pertumbuhan ekonomi sepanjang rezim Jokowi juga tidak pernah mencapai 6 persen," ujar Guspardi.
Ia menegaskan, lebih baik pemerintah fokus pemulihan ekonomi dengan meningkatkan konsumsi domestik yang menjadi penopang ekonomi nasional. Mengatasi masalah pengangguran yang kian membengkak, menarik investasi serta meningkatkan ekspor di tengah pandemi Covid-19 yang masih berkecamuk.
Di sisi lain, sektor pariwisata terjun bebas dan sektor ritel berdarah-darah dengan banyaknya gerai yang tutup mulai dari Matahari Departement Store, Golden Trully, Gramedia dan baru-baru ini Hero Group juga mengumumkan akan menutup gerai Giant di seluruh Indonesia.
Belum lagi sektor industri lainnya yang terpaksa merumahkan karyawan. Implikasinya tentu membuat angka pengangguran yang kian meningkat. Tetapi Menkeu malah mengatakan angka pengangguran pada Februari 2021 turun 1,02 juta orang.
Untuk itu, lanjutnya, Menkeu mesti mencermati kembali angka asumsi pertumbuhan ekonomi secara realistis. Angka yang di proyeksikan bisa mencapai 8,2 persen ini terlalu berat untuk di capai.
“Mematok proyeksi ekonomi yang tinggi tentu akan berimplikasi terhadap tingginya target penerimaan negara,” pungkasnya. (khf/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com