JAKARTA - Isu tak sedap menerpa Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI. Lembaga yang dipimpin Prabowo Subianto itu diduga kuat memiliki Perusahaan Terbatas (PT). Namanya PT Teknologi Militer Indonesia (TMI). PT tersebut kabarnya memiliki kuasa melakukan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Nilainya nggak tanggung-tanggung. Yaitu Rp 1.760 Triliun.
Adalah Analisis Militer Connie Rahakundini Bakrie yang menyebut informasi terkait nilai fantastis itu diperoleh dari satu anggota Komisi I DPR RI, yang menangani bidang pertahanan.
BACA JUGA: Duet Prabowo-Puan, Akankah Terwujud?
"Mbak tahu nggak. Kita ini dalam bahaya lho. Kita ini punya anggaran yang harus habis di 2024. Yaitu pengadaan alutsista. Jumlahnya kalau dirupiahkan adalah Rp 1.760 Triliun. Itu kalau tidak salah APBN kita tahun 2013," ujar Connie menirukan ucapan anggota Komisi I DPR RI saat diskusi dengan Akbar Faisal dalam akun YouTubenya, Akbar Faisal Uncensored, seperti yang dilihat FIN, Jumat (28/5).
Angka itu berasal dari dokumen yang bernama Renstra (Rencana Strategis) Khusus 2020-2024. Renstra tersebut memuat pasal-pasal secara detil angka-angka dalam mata uang USD. "Intinya anggaran Rp 1.760 Triliun itu harus habis tahun 2024," tegas Connie.
Angka fantastis itu tertuang pada pasal 7 ayat 2:
a. untuk akuisisi Alpalhankam sebesar USD 79.099.625.314
b. untuk pembayaran bunga tetap selama lima renstra sebesar USD 13.390.000.000
c. untuk dana kontijensi serta pemeliharaan dan perawatan Alpalhankam sebesar USD 32.505.274.686
Ayat 3
BACA JUGA: Prabowo Tak Akan Lupa Jasa Megawati
Renbut sebagaimana dimaksud pada ayat 1 telah teralokasi sejumlah USD 20.747.882.720 pada Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah Khusus Tahun 2020-2024.Pasal 3 Ayat 4
Selisih dari Renbut sejumlah USD 104.247.117 280 yang akan dipenuhi pada Renstra Tahun 2020-2024.
"Anggaran tersebut harus habis dalam waktu sekitar 2,5 tahun lagi. Namun, belum terlihat secara jelas penggunaannya anggaran sebesar itu. Kemenhan juga belum membuka road map maupun masterplan alutsista yang akan dibeli," papar Connie.
Tak hanya itu. Connie menyebut para Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) yang mewakili matra tiap angkatan (TNI AD, TNI AU dan TNI AL, Red) belum mengetahui mau dikemanakan anggaran tersebut.