News . 26/05/2021, 17:33 WIB
JAKARTA - Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021 diprediksi hanya akan mencapai 5,1 persen, lebih rendah dari proyeksi pemerintah sebesar 5,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Hal itu disampaikan oleh Macroeconomic Analyst PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), Irman Faiz, di Jakarta, Rabu (26/5).
Rendahnya defisit APBN itu menurut Irman disebabkan lambatnya pencairan anggaran. "Belajar dari tahun lalu, kami melihat hal ini dapat sedikit memperlambat pencairan anggaran dan menyebabkan pengeluaran yang lebih rendah dari target. Dengan demikian, kami yakin defisit anggaran FY21 akan mencapai 5,1 persen," kata Irman.
Dari data Kemenkeu diketahui pendapatan pajak dan cukai tumbuh sebesar 4,4 persen yoy pada April-21 (vs 3,7 persen yoy per Mar-21), terhitung 31,4 persen dari target FY21 (vs 30,9 persen pada April 2020). Penggerak utama pendapatan adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) domestik dan Pajak Penghasilan Badan (CIT), yang menyiratkan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.
Sementara PPN terus meningkat dalam tiga bulan terakhir, seiring ekspansifnya indeks manufaktur PMI dan kepercayaan konsumen.
"Selain itu, kenaikan cukai hasil tembakau dan bea keluar ekspor CPO juga turut mendukung pemungutan pendapatan," ujar Irman.
Kemudian tingkat pencairan anggaran telah meningkat menjadi 26,3 persen dari total target FY21 (vs 22,8 pernah sen pada April-2020). Pertumbuhan belanja tercatat 15,9 persen yoy, dibandingkan dengan kontraksi 1,4 persen yoy pada periode yang sama tahun lalu akibat realokasi anggaran. Sementara itu, terdapat juga base effect yang tinggi dari transfer lokal, karena pejabat telah melonggarkan persyaratan administratifnya sebagai upaya untuk meredam dampak pandemi Covid-19.
"Kemudian persyaratan ini menjadi normal tahun ini," jelas Irman.
Sebagaimana diketahui, hingga 21 Mei, stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai Rp184 triliun (setara dengan 26,3 persen dari anggaran FY21 PEN). Secara keseluruhan, defisit anggaran telah meningkat menjadi 0,8 persen dari PDB, dari 0,5 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan defisit anggaran yang ekspansif, kelebihan pembiayaan (SILPA) tetap tinggi pada Rp254 triliun, kemudian turun menjadi Rp75 triliun hanya dalam waktu 3 minggu karena percepatan belanja.(git/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com