News . 20/05/2021, 19:00 WIB
JAKARTA - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) telah menangani 229 laporan KIPI serius terkait vaksin COVID-19 jenis Sinovac dan AstraZeneca selama program vaksinasi. 30 laporan di antaranya meninggal dunia.
Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari mengatakan pihaknya telah menangani 211 laporan terkait vaksin Sinovac dan 18 kasus berkaitan dengan vaksin AstraZeneca.
Dijelaskannya bahkan 30 laporan KIPI di antaranya menyebabkan meninggal dunia. Dari penerima vaksin Sinovac, ada 211 KIPI serius, 27 di antaranya wafat.
"Yang meninggal dari Sinovac ada 27," ungkapnya.
“Satu orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak. Sedangkan dua orang diabetes militus dan hipertensi yang tidak terkontrol,” bebernya.
Dikatakannya, kesimpulan tersebut diperoleh dari data lengkap yang dimiliki pihaknya.
“Diperiksa, dirawat, dirongten, periksa lab, ct scan, jadi dapat diagnosisnya. Dari tadi yang ribuan tadi yang meninggal 27 dan semua ada diagnosisnya dan semua tertangani,” terang Hindra.
Sementara, pada kasus vaksin AstraZeneca, sejauh ini tercatat tiga kasus wafat usai vaksinasi. Dua di Jakarta, dan satu di Ambon, Maluku. Ketiganya juga diyakini tak terkait vaksin COVID-19.
Kasus pertama yakni Trio Fauqi Virdaus. Sayangnya, Trio belum sempat ditangani dokter karena tak cepat dibawa langsung setelah merasakan sakit usai divaksinasi.
Kedua, seorang pengemudi ojek online berusia 57 tahun. Almarhum datang ke tempat pelayanan vaksin seperti biasa, diwawancara, namun tidak diperiksa.
“Kalau di Faskes yang pos vaksinasi itu enggak diperiksa langsung divaksin. Besoknya dia ke Puskesmas di Jakarta, sesak, dia bilang di Puskesmas bahwa 1 hari sebelum divaksin sudah sesak. Dia datang ke lokasi vaksinasi tidak bilang sesak. Setelah divaksin, besoknya sesak,” jelasnya.
“Dirontgen ternyata betul radang paru. Makin berat dirujuk enggak ada tempat, makin jelek (kondisinya) harus diinkubasi, menolak. Semakin berat lagi, waktu mau (dirawat) tempatnya sudah penuh jadi akhirnya meninggal. Empat hari kemudian lima hari kemudian. jadi bukan gara-gara vaksin, tapi dia radang paru,” tegas dia.
Lalu kasus di Ambon, Maluku. Almarhum berusia 45 tahun. Setelah disuntik keesokan harinya demam.
“Batukm pilek kemudian makin memberat diperiksa COVID-19 positif setelah tiga hari. Jadi dia terpapar COVID sebelum divaksin. COVID-nya berat akhirnya meninggal karena COVID,” tegas dia.
"Kalau KIPI nonserius ada 10.627 laporan yang masuk, Sinovac 9.738 dan AstraZeneca 889 laporan," katanya.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com