JAKARTA- Video seorang santri mengoreksi bacaan Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah tengah ramai di media sosial. Santri tersebut mengoreksi bacaan Gus Miftah terkait kitab karya Imam Hanafi tentang hukum bagi muslim memasuki Gereja.
Sebelumnya, Gus Mifta membuat klarifikasi terkait video ceramahnya di Gereja Bethel Indonesia (GBI) yang mendapat komentar negatif. Dalam klarifikasinya Gus Miftah menjelas dalil dari kitab Imam Hanafi yang dirangkum dalam ensiklopedia fiqih.
Dalam pemaparannya, Gus Miftah membacakan dalil berbahasa Arab. Namun, dia dianggap keliru dan belepotan dalam membaca kitab bertuliskan arab tersebut.
"Yaro alhanafia annahu yukrohu lilmuslim tuhukhulil bi ahwal kanasiyah," demikian kutipan bunyi bahasa Arab yang disebut Gus Miftah di video yang dia unggah di akun Instagram miliknya.
Bacaan itu dinilai oleh santri tersebut. Bacaan Gus Miftah dianggap berantakan.
"Ini kok bacaan gini ya, Kok dibaca tukhulil, hahaha. tokoh apa ini, hah? ingat, kebenaran itu tidak bisa diukur dari siapa yang bicara. Yang salah ya salah. Yang benar ya benar," kata Santri tersebut dikutip dari kanal YouTube Santri Kutub, Jumat (7/5)
Pria tersebut kemudian menerangkan dalil bahasa Arab yang dikutip Miftah tersebut.
"Jadi ku terangkan ya, dukhulul, bukan tukhulil. Ini kok, dibaca tukhulil bro hahahah. Kok bisa dibaca tukhulil itu jadi apa tartibnya itu," katanya sambil tertawa.
Selain kata 'tukhulil' Miftah juga dianggap salah dalam menyebut 'kanasiyah'. Menurutnya yang benar adalah 'kanisati' yang mengandung arti Gereja.
"Kalau 'kanisati' tempat beribadah orang nasrani atau gereja," katanya santri yang tak diketahui namanya itu.
Dia mengatakan bahwa dalil yang dikutip Miftah memang benar. Namum cara bacanya yang salah.
"Kalau dalilnya bener. Tapi cara bacanya salah total. Masak tuhukhulil bi ahwal kanasiyah, hahah," jelasnya dengan tertawa
Padahal, menurut dia, apa yang dikutip Miftah melalui HP, adalah bahasa Arab yang sudah memiliki tanda baca. Sehingga orang gampang membacanya. Tetapi Miftah malah nampak belepotan.
"Bacaan itu sudah ada harkatnya. Mungkin lafadz dukhulil di sini ga ada harkatnya, makanya (dia) kebingungan hahha. Dia mau baca Dukuhulil, atau dhukulal, atau dukhulalia. hahha," katanya.
"Tapi bagi orang yang pernah nyantri pasti ketahuan bro,"