JAKARTA- Kepala BIN daerah (Kabinda) Papua, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha tewas ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Ahad (26/4) lalu. Badan Intelijen Negara (BIN) langsung melabeli KKB Papua sebagai separatis dan teroris.
Menanggapi itu, Tokoh Papua, Natalius Pigai mengatakan menolak penamaan teroris kepada KKB.
"Saya justru patriotik dan nasionalis karena demi negara saya menolak OPM dicap teroris," ujar Natalius Pigai di laman Twitter-nya, Selasa (27/4).
Pigai khawatir, jika KKB dicap teroris, maka ada pembantaian besar-besar dan mungkin saja akan terjadi seperti di Suriah.
"Karena dengan cap teroris sudah pasti Papua dijadikan area pembantaian seperti Suriah. Bukan tidak mungkin dunia isolasi Papua untuk humanitarian intervention," ujar Natalius Pigai.
Mantan anggota Komnas HAM ini menilai, label terosi hanya justifikasi untuk kampanye ke luar negeri dan mendapat simpati Internasional.
"Ada skenario besar dibalik label teroris. Penerapan DOM dan pembantaian genoside gakyat, hamba Tuhan secara sistematis. Label teroris ini hanya justifikasi untuk kampanye ke luar negeri bahwa Jakartai bantai teroris untuk dapat simpati Internasional.," ungkapnya.
Sementara itu, Polri saat ini masih menganggap KKB sebagai kelompok bersenjata. Sebab belum ada keterlibatan Densus 88.
"Di sana (Papua) tetap kelompok kriminal bersenjata," ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan, Senin kemarin.
Meski demikian, tim operasi Nemangkawi masih terus memburu kelompok itu. "Polri disana sedang menggelar operasi Nemangkawi. itu ops penegakan hukum," kata dia. (dal/fin)