JAKARTA - Penceramah Ustad Tengku Zulkarnain merasa heran dengan penggunaan pengeras suara di masjid untuk membangunkan sahur.
Mantan wasekjen MUI ini mengatakan, dari zaman orde lama hingga era Presiden Susilo Bambang Yudhono (SBY), tidak ada yang mempermasalahkan toa masjid. Hingga pada era Pemerintahan Jokowi, toa masjid dipermasalahkan.
"Zaman Penjajah Belanda, tidak permasalahkan toa masjid. Zaman Presiden Soekarno juga OK saja. Zaman pak Harto tidak masalah.Zaman prof Habibie, Gus Dur, Ibu Mega, dan pak SBY toa mesjid aman saja. Zaman ini mulai dipersoalkan. Ada apa? Siapa mereka itu," tulis Tengku Zul di akun Twitter-nya, dikutip Ahad (25/4).
Dia menyebut bahwa bangun sahur menggunakan toa masjid adalah tradisi Islam di Indonesia.
"Tradisi membangunkan sahur dan toa mesjid itu tradisi Islam Nusantara. Ada yang berani memberangusnya," katanya.
Tengku Zul bilang bahwa di beberapa tempat, tidak menggunakan toa masjid untuk membangunkan sahur. Tradisi bangunkan sahur pakai toa masjid hanya ada di Jawa Timur.
"Di mesjid saya, Mesjid Rafiuddin di Medan. Mick hanya untuk azan dan iqomah. Mengaji, sholat pakai mick dalam saja. Membangunkan sahur satu menit saja dan tidak jerit-jerit pukul 3.30 Wib Subuh. Tapi di Jawa Timur dan lain-lain sudah tradisi. Katanya melestarikan kearifan lokal perlu. Nyatanya?," cetusnya.
Sebelumnya, artis Zaskia Mecca menanggapi cara membangunkan sahur dengan toa masjid. Dia menilai bahwa cara itu tidak etis. Sebab menurutnya, akan menganggu orang lain yang tidak berpuasa. (dal/fin).