JAKARTA - Data perekonomian Amerika Serikat (AS) yang membaik, ditambah laba emiten-emiten Wallstreet yang lebih baik dari ekspektasi yang diharapkan, disebut akan menjadi faktor pendorong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan kedepan.
"Data ekonomi Amerika Serikat yang baik dan laba emiten Wall Street yang di atas expektasi memberikan sentimen positif pada pasar saham. Selain itu katalis potitif lainnya datang dari stabilnya Yield US Treasury dan pernyataan pejabat the Fed yang akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar," ujar Direktur Equator Swarna Investama, Hans Kwee, dalam paparan hasil risetnya, Minggu (17/4).
Sementara itu dari dalam negeri, ada kemungkinan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pekan depan akan memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.
"Kemungkinan BI mempertahankan tingkat suku bunga acuan, ditengah harapan pemulihan ekonomi kuartal ke II. IHSG berpeluang menguat pekan ini dengan support di level 6.029 sampai 5.883 dan resistance di level 6.115 sampai 6.230," ujar Hans Kwee.
Sebagaimana diketahui, pada perdagangan akhir pekan kemarin, IHSG ditutup menguat 7 poin (0.11 persen) pada level 6,086. Sektor perkebunan dan pertambangan yang masing-masing mengalami kenaikan 30 poin (2.03 persen) dan 35 poin (1.99 persen) menjadi kontributor terbesar bagi penguatan indeks harga saham gabungan hari ini.
Investor asing membukukan pembelian bersih (foreign net buy) sebesar 213.1 miliar di pasar reguler. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menguat 50 poin (0.34 persen) pada level Rp14,565. (git/fin)