Ferdinand Sentil TGUPP DKI Jakarta: Bodohnya Bandingkan Formula-E dan Asian Games

fin.co.id - 05/04/2021, 11:43 WIB

Ferdinand Sentil TGUPP DKI Jakarta: Bodohnya Bandingkan Formula-E dan Asian Games

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA- Pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean menyebut, salah satu penggawa Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (PGUPP) Provinsi DKI Jakarta, Tatak Ujiyati membuat opini yang sesat ke publik. Ferdinand menilai Tatak Ujiyati menulis opini tentang dana Formula-E, hanya berbasis hayalan.

"Tatak Ujiyati, TGUPP Provinsi DKI Jakarta ternyata adalah penulis kolom opini ini. Sebuah opini sesat yang akan jadi menyesatkan bila dibaca oleh pihak yang tak mengerti tentang pengelolaan keuangan daerah atau negara. Opini ini adalah pembelaan berbasis hayalan," ujar Ferdinand di akun Twitter-nya, Senin (5/4).

Ferdinand menilai, Tatak Ujiyati membandingkan Formula-E dengan ajang Asian Games adalah opini yang tidak tepat. Mantan politikus Demokrat ini mengatakan, Formula-E hanya agenda pribadi, berbeda dengan Asian Games.

"Penulis juga dengan bodohnya membandingkan antara Formula-E dengan Asian Games yang kita jadi tuan rumah beberapa tahun lalu. Seluruh negara berebutan jadi tuan rumah Asian Games dan tidak membayar fee. Tapi untuk Formula-E, hanya agenda pribadi pejabat yang ingin punya mainan dengan korbankan uang rakyat," ujar Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand juga mengatakan bahwa Formula-E tidak ditunda hingga pada 2022 seperti yang disebut oleh Tatak Ujiyati. Sebab Formula-E tidak masuk agenda.

"Penulis yang ternyata anggota TGUPP ini hanya menyatakan ditunda hingga 2022. Apanya yang ditunda? Agenda Formula-E terus berjalan dan Jakarta tidak masuk agenda kerena memang tidak siap. Audit BPK-RI jelas menyatakan fee yang disetor tak bisa ditarik artinya hangus," ujar Ferdinand.

Ferdinand kemudian menantang Gubernur anies Baswedan agar buka suara terkait dana Formula-E yang terlanjur disetor itu.

"Jika memang akan dilaksanakan pada 2022, coba Anies Baswedanmembuat pernyataan ke publik secara terbuka bahwa agenda 2022 tidak membayar fee baru tapi menggunakan fee musim lalu yang dialihkan. Saya menantang Gubernur bicara deagan pernyataan seperti ini. Berani tidak Nies?" tegas Ferdinand.

Sebelumnya, Tatak Ujiyati menyentil para buzzer yang kerap mengomentari dana Formula-E. Tatak bilang bahwa ajang balap Formula-E yang sedianya akan digelar di kawasan Munas Jakarta itu, bukan batal, tapi ditunda ke tahun 2022 dan tak ada kerugian negara.

Dia juga menyebut bahwa dana itu tidak hangus. Dia mengutip penjelasan Project Director Sportainment Jakpro M. Maulana:

“Dana tersebut (yang disetor) tidak hangus karena Jakarta Eprix ditunda hingga 2022, maka uang yang sudah dibayarkan akan digunakan untuk event di 2022.” Jelas event hanya ditunda bukan batal.

Tatak Ujiyati juga membandingkan Formula-E dengan ajang Asian Games ketika Indonesia menjadi tuan rumah pada 2018.  Dimana pemerintah harus mengeluarkan biaya besar untuk pembangunan infrastruktur pendukung.

Sementara untuk ajang Formula-E, Jakarta, nyaris tak perlu melakukan pembangunan infrastruktur karena balap dilakukan di jalan raya yang sudah ada.

"Bandingkan dengan Asian Games 2018 di mana pemerintah harus membangun berbagai infrastruktur dan fasilitas dengan biaya besar," urainya.  (dal/fin)

Admin
Penulis