News . 05/04/2021, 18:29 WIB
JAKARTA - Dampak pembatasan atau embargo vaksin COVID-19 di sejumlah negara berdampak pada program vaksinasi di Indonesia. Laju vaksinasi pun mengalami perlambatan.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut laju vaksinasi melambat. Penyebabnya karena pembatasan suplai vaksin dari negara produsen.
"Vaksin yang tadinya tersedia untuk bulan Maret dan April masing-masing 15 juta dosis atau total untuk 2 bulan, 30 juta dosis tapi kita hanya bisa dapat 20 juta dosis, atau dua pertiga, akibatnya laju vaksinasinya tidak secepat sebelumnya karena memang vaksinnya yang berkurang jumlahnya," katanya, Senin (5/4).
Dikatakannya, embargo atau pembatasan tersebut terjadi karena banyak negara di Eropa, Asia serta Amerika Selatan mengalami lonjakan ketiga kasus COVID-19 .
"Akibatnya negara-negara yang memproduksi vaksin di lokasi-lokasi tersebut mengarahkan agar vaksinnya tidak boleh keluar, hanya boleh dipakai di negara masing-masing, sehingga mempengaruhi ratusan negara di dunia termasuk di Indonesia," terangnya.
Dikatakannya, pemerintah kini tengah bernegosiasi dengan produsen vaksin dan negara produsen vaksin.
"Mudah-mudahan pada Mei bisa kembali normal sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus meningkat," ungkapnya.
Dia juga mengatakan jumlah dosis vaksin yang telah disuntikkan ke masyarakat mencapai 12,7 juta dosis.
"Dibandingkan pekan lalu yang tembus 10 juta, dalam satu pekan, kita sudah bisa menambah 2,5 juta vaksinasi per pekan sehingga menempatkan Indonesia di posisi ke-8 dunia," ucapnya.(gw/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com