JAKARTA - Indonesia sejak lama bergantung negara lain terkait impor kedelai. Tak heran, begitu penghasil kedelai mengamankan kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya lantaran adanya pandemi Covid-19, akibatnya Indonesia kekurangan pasokan kedelai.
Pengamat Ketahanan Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi mengatakan, kondisi tersebut akan terus berulang apabila pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian tak memiliki persediaan kedelai yang mencukupi untuk kebutuhan nasional.
BACA JUGA: Tol Japek Berlakukan Rekayasa Lalu Lintas Contraflow, Ini Waktunya
“Bagi negara-negara pengekspor kedelai, di saat pandemi yang belum jelas kapan akan usai ini, mereka tentu akan memilih untuk mengamankan permintaan dalam negeri dulu. Dan menyimpan stok untuk memenuhi demand di dalam negeri,” ujar Prima dalam keterangannya, kemarin (2/4).Soal swasembada kedelai, menurut Prima bisa saja terwujud. Asalkan, kata dia, adanya sinkronisasi data seputar supply demand. Hal itu penting sehingga petani dapat menanam kedelai.
BACA JUGA: Kementerian PUPR Kembangkan Budidaya Akuaponik di Infrastruktur Sumber Daya Air
"Pemerintah bisa memetakan kebutuhan riil kedelai. Dan karena kedelai tidak dikonsumsi rumah tangga secara langsung, bisa diketahui secara presisi kebutuhan di dalam negeri lewat koperasi-koperasi pengrajin tahu dan tempe,” tuturnya.Lanjut Prima, Indonesia memiliki sejumlah lembaga riset yang mampu menciptkan varietes-varietes kedelai yang layak ditanami sesuai dengan kondisi geografis tiap daerah. “Di IPB pun sudah ada sejumlah varietas unggul yang siap dibudidayakan,” ucapnya.