News . 01/04/2021, 20:03 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) disebut kehilangan Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga 26 ribu Kilo Liter (KL) akibat terbakarnya Tanki T301 di Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan, pada Senin (29/3) dini hari lalu.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi VII DPR-RI, Sugeng Parwoto dalam diskusi virtual, Kamis (1/4). Menurut Sugeng, ia mendapat laporan lengkap tentang kebakaran tersebut setelah meminta keterangan dari Direksi Pertamina.
Sugeng mendapat penjelasan bahwa ada empat Tanki yang terbakar, dimana total kerugian BBM yang hilang mwncapai 26 ribu KL.
"Tanki pertama kapasitasnya 27.000 KL, waktu terbakar terisi sekitar 23.000 KL. Kemudian satu Tanki lainnya hanya berisi 3.000 KL, total 26.000 KL (BBM teebakar)," ujarnya.
Ia mengungkapkan, pada saat kebakaran itu terjadi, Sugeng bersama rekan-rekannya di Komisi VII langsung fokus pada pasokan BBM yang harus tetap terjaga. Sebab menurutnya kilang Balongan memiliki kapasitas yang sangat besar, yakni 125.000 barel, dengan produk-produknya yang diproduksi untuk dipasarkan di wilayah Jabodetabek, Jabar dan Banten yaitu Pertamax, Pertalite dan juga Premium.
"Tanki penyimpanan BBM disana (Balongan) banyak sekali, ada sekitar 38 Tanki timbun yang berisikan sudah menjadi BBM dan ada pula tanki-tanki lain hang masih processing, crude, ada setengah BBM yang bahkan jumlahnya sampai 70-an (Tanki)," ungkapnya.
Sugeng menyadari, keberadaan Kilang Balongan sangat strategis karena memasok BBM untuk wilayah lain. Ia pun mengungkap, dari total kapasitas penyimpanan BBM di Terminal BBM (TBBM) Plumpang sebesar 15.000 KL, sebanyak 14.000 KL diantaranya merupakan suplay dari Balongan.
"Saat kejadian itu langsung shut down dan yang menjadi pertanyaan, bagaimana suplay di MOR III yang mencakup wilayah Jabodetabek, Jabar dan Banten? Itulah yang kami di Komisi VII ingin memastikan masyarakat terdampak bisa ditangani dan implikasi dari insiden kebakaran itu segera diatasi. Kita pantau terus," tegasnya.
Ia pun meminta kepada Pertamina, agar bisa memastikan pasokan BBM aman. Sebab, wilayah Jabodetabek, Jabar dan Banten memang sangat tergantung kilang Balongan.
"Kami menekankan pada Pertamina, meskipun telah terjadi ledakan di Tanki kilang Balongan, bagaimana dipastikan agar suplay BBM di MOR III, khususnya Jakarta dan sekitarnya tidak terganggu," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, SPV Communication and Investor Relation PT Pertamina (Persero), Agus Suprijanto memastikan, pasokan BBM nasional aman paska kebakaran Tanki T301 tersebut. Menurutnya, pasokan BBM dari Balongan telah di back-up dari kilang lainnya dan dipastikan ketahanan energi nasional tetap terjaga.
"Ketahanan pasokan BBM dan Avtur sangat memadai di kisaran 20 hingga 74 hari kedepan. Berdasarkan data saat ini, pasokan gasoline secara nasional sebesar 10,5 juta barel, Gasoil (solar) 8,8 juta barel dan avtur 3,2 juta barel," jelasnya.
Pertamina, imbuh Agus, telah mengantisipasi kondisi emergency atau kedaruratan. Ia memastikan tidak ada masalah pada kilang Balongan paska kebakaran dan memastikan suplay pengganti untuk sementara waktu dijalankan dari kilang RU IV Cilacap dan TPPI.
"Pertamina memiliki digital monitoring system untuk memantau stok BBM. Masyarakat tak perlu panik, karena stok sangat banyak," pungkasnya. (git/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com